Topswara.com -- Fonder The Art Of Dakwah Ustaz Asep Supriatna menjelaskan, apapun profesi kita jadikanlah dakwah itu sebagai poros kehidupan.
"Ketika kita bekerja, berbisnis, beraktivitas apapun itu dalam keseharian jadikanlah dakwah itu sebagai porosnya," tuturnya dalam kajian, Dakwah Poros Kehidupan, di kanal YouTube Share Kajian Muslimah, Ahad, (06/06/2021).
Ustaz Asep mengatakan, orang yang menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan, dia tidak mempersoalkan kerjanya apa, di mana, profesinya apa yang penting halal, tidak mempersoalkan laki-laki atau perempuan, yang penting bagi dia itu sebagai aktivitas dakwah dia.
"Jadi karyawan, maka bagaimana caranya ketika saya bekerja, saya juga sebagai pengemban dakwah, sebagai guru. Bagaimana caranya ketika saya mengajar saya juga mendapat pahala dakwah, ketika berbisnis bagaimana caranya agar bisnis ini punya nilai dakwah, dan seterusnya," tuturnya.
Ia melanjutkan, ada beberapa hal yang perlu dipahami dan diperhatikan agar kita bisa menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan kita. Yang pertama, bahwa dakwah adalah kewajiban setiap kita. Siapa pun kita, semua kita wajib untuk berdakwah dan berdosa bila meninggalkannya.
"Allah SWT telah mengingatkan, ud'uu ilaa sabiili robbika, serulah manusia kepada jalan Tuhan-Mu. Jadi setiap seruan yang mengajak kepada jalan Allah adalah dakwah. Rasulullah SAW juga menegaskan kalau kita melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tanganmu. Kalau tidak mampu ya dengan lisanmu, kalau tidak mampu ya dengan hatimu dan itu seburuk-buruk iman," tegasnya.
Kedua, ia menjelaskan, dakwah itu ibadah yang begitu mulia, aktivitas yang sangat mulia sehingga termasuk amalan yang pahalanya besar di sisi Allah SWT.
"Allah SWT berfirman, siapakah yang paling baik perkataannya? Artinya dakwah itu sebaik-baik ucapan. Jadi setiap kali kita berbicara pastikan berbicara kita itu punya makna yaitu dakwah," imbuhnya.
Yang ketiga, menurut ustaz Asep, dakwah ini metode yang diajarkan nabi adalah fokus pada pikiran dan perasaan, menyentuh pemikiran dan perasaan.
"Makanya memuaskan akal dan menentramkan jiwa, bukan dengan kekerasan. Maka bukan dakwah kalau dengan kekerasan," bebernya.
Ia mengungkapkan, yang terakhir harus mengikuti tahapan dakwah Rasulullah SAW yaitu: tasqif (membina) umat dengan syakhsiyah Islam dikuatkan hati dan mentalnya untuk menjadi pengemban dakwah, interaksi dengan masyarakat dan tahap tathbiq (menerapkan) syariat Islam dalam kehidupan.
"Inilah Rasulullah SAW dan para sahabat berdakwah, mereka menjadikan dakwah sebagai poros kehidupannya, tidak hanya sibuk dengan kesehariannya, pekerjaannya, bisnisnya, tetapi bagaimana caranya agar bisnisnya, usahanya setiap aktivitasnya itu memberikan sumbangsih untuk aktivitas dakwah," tutupnya.[] Faizah
0 Komentar