Topswara.com -- Pengasuh Kajian Keluarga Samara, Ustaz Abu Zaid mengungkapkan, setidaknya ada lima problem yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga.
"Paling tidak lima problem. Jadi, masalah ekonomi, masalah kehidupan seksual, masalah tidak hadirnya anak, perselingkuhan dan komunikasi yang kurang baik. Itu yang sering kali menjadi problem rumah tangga," tuturnya dalam Kajian "Problem sebagai Ujian Rumah Tangga Sakinah", Kamis (24/6/2021), di saluran YouTube Channel Dakwah_Kalteng.
Menurut Ustaz Abu Zaid, dalam kehidupan rumah tangga, bisa jadi tidak hanya mengalami satu problem saja, tetapi kelima problem tersebut sekaligus.
Di antara ke lima problem itu, pertama, problem ekonomi. Hal itu menjadi ujian tersendiri bagi suami istri, baik yang baru maupun yang lama. Menurutnya, persoalan tersebut akan semakin berat ketika suami istri memiliki pandangan yang keliru.
"Sering rusak itu kalau pandangan hidup suami istri keliru. Menjadikan materi sebagai tujuan utama akan membuat kondisi rumah tangga akan semakin runyam, apalagi kalau kemudian ada problem ekonomi. Dan tidak jarang kemudian rumah tangga itu bubar gara-gara persoalan ekonomi," ungkapnya.
Kedua, menurutnya, konflik yang juga bisa mengancam keutuhan rumah tangga adalah kehidupan seksual yang tidak sesuai harapan. "Jadi, entah yang kurang suaminya atau istrinya. Karena kemudian enggak qanaah, bisa muncul ekses-ekses yang lain," ungkapnya.
Ketiga, ketidakhadiran anak. Menurutnya, hal itu juga bisa jadi masalah jika muncul sikap yang tidak tepat, yaitu saling menyalahkan. "Istrinya menyalahkan suaminya, suaminya menyalahkan istrinya. Jadi, bisa juga karena problem itu kemudian rumah tangga bubar," imbuhnya.
Keempat, perselingkuhan. "Nah, ini banyak terjadi juga kehidupan rumah tangga itu bubar gara-gara perselingkuhan. Baik itu yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan, suami atau istri," ungkapnya.
Apalagi lanjutnya, dalam kehidupan dengan informasi yang serba terbuka, yaitu ketika sosial media menguasai komunikasi antarmanusia. Hal itu memungkinkan suami istri bertemu orang baru atau teman lama hingga menyebabkan cinta lama bersemi kembali. "Itu sering kali terjadi dalam kehidupan sehingga rumah tangga itu tidak bisa bertahan," ujarnya.
Kelima, komunikasi yang macet. "(Komunikasi) tidak berjalan antara suami istri, sehingga problem yang ada tidak terkomunikasikan dengan baik. Akhirnya, tidak bisa diselesaikan dan berakhir dengan problem yang lebih besar lagi, yang bisa menebabkan perceraian," terangnya.
Cara Menyikapinya
Ustaz Abu Zaid mengingatkan, ujian dalam berumah tangga harus disikapi dengan syukur dan sabar. Ia mengingatkan dengan sabda Rasulullah SAW, "Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan. Dan itu tidak terjadi melainkan pada seorang mukmin, jika mendapatkan kebaikan ia bersyukur dan ketika mendapatkan ujian (musibah) ia bersabar dan itu adalah kebaikan bagi dirinya."
"Itu berarti sikap kita sebagai seorang yang beriman terhadap ujian itulah yang paling penting, yakni syukur dan sabar," ungkap Ustaz Abu Zaid.
Ia juga mengingatkan, bahwa musibah apa pun yang menimpa Muslim, bahkan tertusuk duri sekalipun akan menghapuskan dosa.
"Itu janji Allah dan Rasul-Nya. Makanya, selama komitmen membangun rumah tangga menuju surganya Allah masih tetap dipegang masing-masing. Maka segala kesulitan, ujian tadi itu disikapi dengan sabar dan syukur, justru itu menjadi penghapus dosa-dosa," paparnya.
Ustaz Abu Zaid menerangkan, selama rumah tangga itu dibangun di atas tauhid dan masih berjalan menuju ridha Allah semata dan suami istri masih komitmen menjalankan kewajiban masing-masing, maka rumah tangga itu masih layak dipertahankan.
"Tapi kalau rumah tangga itu sudah melenceng dari tujuan semula, sudah keluar dari rel syariat Islam dan tidak bisa dibalikin lagi, itu, saat itulah rumah tangga itu sudah tidak layak dipertahankan," pungkasnya.[] Saptaningtyas
0 Komentar