Topswara.com -- Kupu-kupu yang terbang di antara kedua garis lirik, yang sayapnya berwarna coklat seperti pupil matamu, yang cerminkan daun-daun jati di musim meranggas.
Kupu-kupu coklat yang telah melintasi berbagai iklim percakapan, meminta kembali kepada lapang hutannya yang hijau damai lagi tenang.
Kupu-kupu bersayap harapan dan doa, tersesat dalam jaring si penipu tak punya malu, dikelilingi formalin, tersesat dalam diam, lalu dianggap abadi, setelahnya disembah-sembah.
Kupu-kupu bersayap coklat kini menjadi bahan pujian di sela kematiannya, bergericik bersama neosamiri dan mulut-mulut kotor tikus berkemeja kotak merah, serta katanya berhala ini harga mati.
Yogyakarta, 2020
Karya: Fadlilnfdzaa
Jejaring KHAT Yogyakarta
(Sumber: Antologi Konser Puisi Khat 2021, Tahun Baru Lagu Lama, Media Rakyat Nusantara, Februari 2021)
0 Komentar