Topswara.com-- Ramadhan telah berlalu, tetapi spirit Ramadhan tak boleh hilang. Sebagaimana Ramadhan dikenal sebagai bulan Qur'an, interaksi dengan Al-Qur'an selama bulan Ramadhan yang begitu dekat, mesra, rajin, dan intens tidak boleh terkikis. Maka, setelah Ramadhan jangan sampai menurun atau hilang di tengah hiruk pikuknya merayakan lebaran.
Terlebih jangan sampai ada anggapan berikut, semangatnya pas Ramadhan, setelah Ramadhan semua kembali seperti biasa. Karena sejatinya, ujian terbesar yang dilewati umat Islam adalah seusai Ramadhan berlalu. Yaitu, mempertahankan kemesraan dengan Al-Qur'an dan ibadah-ibadah yang dikerjakan rutin di bulan Ramadhan.
Berikut adalah sikap yang harus dijaga seorang Muslim untuk mempertahankan kemesraan bersama Al-Qur'an dan rutinitas setelah Ramadhan. Pertama, membaca Al-Qur'an. Membaca Al-Qur'an adalah ibadah sunah. "Bacalah Al-Qur'an, Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat kelak memberi syafaat (pembelaan) bagi ahlinya." (HR. Muslim dalam kitab sahihnya dari Abu Umamah al-Bahili ra)
Pun dijelaskan perumpamaan seseorang ketika membaca Al-Qur'an yang dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa al-Asy'ari ra, yaitu: "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Utruja, rasanya enak baunya harum. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Tamrah (kurma), rasanya enak tapi tidak wangi. Sedangkan, perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Handzalah, baunya tidak harum dan rasanya pun pahit." (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa al-Asy'ari ra).
Kedua, mengkaji Al-Qur'an. Sebagai seorang Muslim wajib mengkaji Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an adalah kalamullah yang berisi pedoman hidup dan sumber hukum bagi umat manusia. Jika, seseorang tidak mempelajarinya, bagaimana ia mampu menjalankan kehidupan sesuai dengan perintah Allah SWT? Petunjuk Al-Qur'an adalah cahaya, maka yang mempelajarinya akan mendapatkan cahaya dari Allah SWT. Sehingga ketika berjalan di muka bumi, mengetahui mana yang mendatangkan kebahagiaan dan mana yang membawa kesengsaraan dunia akhirat.
Walhasil, bagi mereka yang mengkaji Al-Qur'an dapat membedakan mana yang haq dan batil, sehingga tidak terjerumus di dalam lumpur dosa.
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (TQS. Al-Isra [17]: 9)
Ketiga, mengamalkan isinya. Setelah mengkaji Al-Qur'an, sebagai Muslim harus mengamalkan isinya. Karena, hal ini juga akan diminta pertanggungjawaban. Apakah selama hidup dihiasi dengan amalan-amalan yang ada dalam Al-Qur'an atau malah sebaliknya? Ini tentunya jadi muhasabah diri.
Keempat, mendakwahkan isinya. Al-Qur'an berisi syariat dan hukum-hukum Islam. Adalah sebuah kewajiban umat Islam senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar, begitu juga mendakwahkan isi Al-Qur'an yang isinya adalah perintah dan larangan Allah SWT.
"Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Malaikat Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan." (TQS. Asy-Syu'ara [26]: 193-194)
Sebagai seorang Muslim, wujud kecintaan kepada Al-Qur'an adalah menyebarkan dan mendakwahkan isinya. Jangan sampai hanya sibuk membacanya tanpa menyebarkan isinya.
Kelima, menerapkan hukum-hukumnya. Menerapkan hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah kewajiban umat Islam. Selain itu, menerapkan hukum Qur'an harusnya totalitas, yaitu, dalam aspek ibadah dan muamalah. Karena ini adalah wujud iman dan takwa seorang Muslim.
Iman kepada Al-Qur'an adalah rukun iman ketiga. Wujud keimanan kepada Al-Qur'an yang paling sempurna adalah menerapkan hukum Qur'an dalam segala aspek kehidupan. Tidak pilih kasih atau tebang pilih dalam memilih ayat-ayat Qur'an, tetapi mengambilnya secara keseluruhan dan totalitas.
Oleh karena itu, menjaga kemesraan dengan Al-Qur'an setelah Ramadhan adalah terus membasahi bibir dengan lantunan Al-Qur'an, mengisi aktivitas sehari-hari dengan mengkaji dan mendakwahkan Al-Qur'an hingga hukum Qur'an mampu diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Wallahu'lam. [] Ika Mawarningtyas
0 Komentar