Topswara.com -- Jagalah asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Islam telah mengajarkan adab dalam makan. Memilih makanan yang thayib dan halal. Mengatur rincian yang diutamakan dalam makanan. Sesuai dengan yang dicontohkan oleh teladan umat Islam, Muhammad SAW. Makanan pembuka, utama, dan penutup telah diwariskan oleh Rasulullah sebagai pedoman agar alarm tubuh tidak protes atas makanan yang ditelan.
Sering kali nafsu menikmati kuliner makanan yang sedang viral di jagat maya, membuat kita lupa akan adab dalam makan. Apa pun kita jejalkan dalam perut. Tanpa melihat efek samping aspek kesehatan yang akan terjadi pada tubuh kita. Asalkan terpuaskan dengan rasa yang nikmat. Lupa terhadap dampak makanan yang serampangan, porsi berlebihan, dan hal lainnya yang menyebabkan organ tubuh akhirnya protes keras. Maka mulai banyak keluhan yang dirasakan berkaitan dengan sistem pencernaan di dalam tubuh.
Sudah menjadi informasi umum, untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan mengatur pola makan, pola istirahat, dan olahraga dengan teratur. Pengaturan ketiga hal tersebut sangat penting. Karena menyangkut kesehatan organ tubuh ke depannya. Tidak harus mengeluarkan biaya besar. Cukup rutin dan teratur jadwalnya. Maka banyak bonus yang diperoleh. Badan bugar, kuat, dan segar. Kulit glowing dan wajah pun fresh. Perlu usaha keras dan komitmen yang teguh agar bisa menjalankan aktivitas yang sehat.
Saya, termasuk orang yang suka dengan makanan berlemak. Apalagi bakso, sejak usia remaja hingga sekarang selalu menjadi makanan favorit. Tiap makan minimal dua porsi bakso dengan pedas level tinggi dilahap dengan nikmat. Jangan tanya teman-teman berlemak lainnya, selalu jadi menu utama yang disajikan. Namun seiring pertambahan usia mulai terasa ada gejolak tidak nyaman di dalam perut. Asam lambung sering kambuh. Di tambah sakit di bagian kanan perut sampai merasakan kontraksi layaknya melahirkan. Susah buang air besar. Sungguh perlu perjuangan untuk bisa reda dari rasa sakit dan rasa tidak nyaman. UGD klinik terdekat jadi langganan apabila sakit sudah tidak tertahan.
Olahraga pun tidak rutin saya lakukan. Apalagi setelah menikah dan punya anak. Sepertinya dengan sibuk mengurus rumah, dan wira-wiri berjalan dalam setiap kegiatan di luar rumah. Semua sudah dianggap mewakili gerak tubuh ini. Ternyata, ini salah besar. Olahraga harus dilakukan dengan gerakan yang konstan. Bergerak dengan intensitas yang teratur dalam jangka waktu yang ditentukan.
Berbeda dengan kita bergerak menyelesaikan pekerjaan rumah atau mengasuh anak. Karena gerakannya tidak teratur. Otomatis otot-otot tubuh dan lemak-lemak yang ada di bawah lapisan kulit atau pun yang terserap oleh tubuh tidak terakomodasi dengan baik. Maka sangat normal jika alarm tubuh langsung berbunyi, merasakan sakit di beberapa bagian dalam dan luar tubuh.
Inilah yang terjadi pada tubuh ini. Pola makan semaunya, asal enak dan suka langsung di lahap. Tidak peduli dengan waktu makan. Kapan pun saya lapar, maka di saat itu pula makan. Walaupun lewat tengah malam. Di saat harusnya metabolisme tubuh istirahat. Malah dijejali dengan tugas untuk mencerna makanan. Pola istirahat pun tidak teratur. Lebih sering begadang.
Pola buang air besar pun menjadi terganggu, karena sering kali dengan alasan anak yang menyusui atau terlanjur sedang mengerjakan tugas yang tinggal sedikit lagi. Saya menahan untuk tidak bersegera ke kamar mandi. Maka tidak heran, proses pencernaan dalam tubuh langsung meronta-ronta. Semua keteledoran ini berbuah sakit yang berulang selama beberapa tahun di bagian perut atas dan bawah.
Sampai akhirnya sakit akut terjadi sebanyak empat kali, ditambah sepanjang hari selama dua bulan terakhir merasakan sakit yang intens. Mau tidak mau sangat mengganggu aktivitas keseharian. Dua kali ke UGD rumah sakit terdekat dan berujung opname. Tapi penyebab utama sakit belum ditemukan. Sampai akhirnya inisiatif berobat ke kota lain.
Alhamdulillah setelah rangkaian cek kesehatan. Diketahui ada peradangan di kantong empedu, terlihat kalau kondisinya telah lama terinfeksi, banyak pasir dan ada batu juga. Peradangan ini dikenal dengan istilah kolesistitis. Ditambah ada perlemakan di hati. Ditawarkan untuk diangkat sebagai opsi terakhir. Tapi saya meminta waktu untuk berobat jalan dulu. Berpikir dengan bantuan obat penghancur batu. Membaik seiring waktu. Tapi rasa sakit tetap selalu berulang selama berobat jalan.
Kantong empedu merupakan organ kecil yang terdapat di sisi kanan perut, tepatnya di bawah organ hati. Di dalam empedu terdapat cairan empedu yang mengandung kolesterol, asam atau garam empedu, bilirubin, air, serta zat lainnya, seperti kalium, natrium, dan tembaga. Berfungsi menyimpan empedu dari hati sampai saatnya tiba untuk dilepaskan ke dalam usus guna membantu pencernaan. Jika kantong empedu tidak kosong sepenuhnya, partikel dalam kantong seperti empedu yang mengendap terlalu lama. Lalu akan terbentuk endapan kantong empedu, disebut endapan kandung empedu (sludge empedu). Hal ini dapat mengakibatkan kondisi medis lainnya yang berkaitan, seperti batu empedu dan kolesistitis.
Kolesistitis dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau dalam jangka panjang (kronis). Sebagian besar kasus kolesistitis akut disebabkan oleh penyumbatan di saluran empedu, sehingga cairan empedu terperangkap di dalam kantong empedu. Sedangkan kolesistitis kronis merupakan peradangan yang terjadi setelah seseorang mengalami kolesistitis akut berulang kali. Penyumbatan saluran empedu bisa disebabkan antara lain oleh batu empedu, yaitu partikel keras di dalam kantong empedu. Biasanya merupakan kumpulan kolesterol, dan lumpur biliar, yaitu cairan empedu yang telah tercampur dengan kolesterol dan kristal garam. Penyumbatan ini memicu terjadinya iritasi pada kantong empedu, kemudian terjadi pembengkakan dan peradangan. Pada beberapa kasus, kantong empedu yang membengkak juga dapat terinfeksi oleh bakteri. (Alodokter.com, 6/03/2020)
Berdiskusi kembali dengan suami, meminta opsi terbaik. Akhirnya diputuskan berani mengikuti prosedur operasi pengangkatan kantung empedu di sebut koleksistektomi. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, operasi terbuka dan laparoskopi. Pertimbangan serangan akut bisa terjadi kapan saja. Apalagi asam lambung juga sering meningkat tatkala sakit menyerang. Dua kali lipat nikmat sakitnya.
Alhamdulillah Dokter bedah menyarankan metode laparoskopi agar proses pemulihan lebih cepat. Selain itu dokter anestesi juga memberitahu akan dibuat tiga titik untuk melihat organ yang lainnya. Apabila kondisinya ada yang bermasalah maka operasi akan dilanjutkan.
Alhamdulillah operasi telah selesai, menikmati recovery (proses pemulihan) yang ternyata butuh perjuangan kembali. Karena asam lambung seakan terus berlomba di dalam tubuh selama recovery berjalan. Sembilan hari pasca operasi, merasakan kesulitan dalam makan, dan istirahat. Setelah melewati hari ke sepuluh. Sudah mulai membaik, bisa makan dan istirahat dengan baik walaupun intensitasnya belum normal.
Sekarang waktunya untuk merasakan, makanan apa saja yang bisa diterima tubuh dan tidak menimbulkan rasa sakit di bagian hati. Langsung diingat dan dicatat untuk tidak diulangi lagi. Karena sakit di bagian hati pun membuat badan tidak nyaman. Susah untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama. Kenapa bagian hati harus dijaga? Karena fungsi untuk metabolisme lemak yang dahulunya dibantu dikerjakan empedu telah hilang. Maka hati bekerja ekstra. Untuk itu, badan sendiri akan merespon apabila kerja hati menjadi berat. Pertanda, asupan makanan harus dijaga.
Sungguh begitu besar nikmat sehat yang Allah berikan untuk kita. Maka bersyukurlah dengan menjaga tubuh kita. Memberi asupan makanan, minuman, serta menjaga kesehatan tubuh sangat penting untuk dilakukan. Rasulullah SAW telah memberikan contoh yang baik dalam membentuk kebiasaan pola hidup sehat. Maka sebagai umatnya, harus meneladani gaya hidup sehat seperti Rasullah SAW.
Wallahu a'lam
Oleh: Ageng Kartika S.Farm
(Pemerhati Sosial)
0 Komentar