Topswara.com-- Perlawanan rakyat Palestina untuk mempertahankan kiblat pertama kaum Muslim dari para Zionis Israel masih tetap membara sampai saat ini. Lebih dari setengah abad Yahudi Israel membombardir Palestina sehingga menelan korban ribuan hingga jutaan jiwa kaum Muslim.
Kejadian yang sama menimpa kembali saudara Muslim kita di Palestina saat menjelang 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Zionis Israel menyerang kaum Muslim di Masjid Al-Aqsa. Hal ini terjadi sampai menggemparkan negara-negara Islam. Bahkan seluruh kaum Muslimin di dunia mengecam apa yang telah dilakukan Zionis Israel.
Pengecaman yang dilakukan oleh negara-negara Islam, seperti Turki dan Indonesia. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Sabtu (22/5/2021) mengatakan permusuhan Palestina dan Israel telah dihentikan dengan genjatan senjata. (Serambinews.com)
Seperti yang bisa di lihat hingga saat ini, apakah hanya dengan kecaman dan genjatan senjata dapat membebaskan kaum Muslim di Palestina? Apakah hanya dengan mendamaikan antara Palestina dan Israel dapat menjanjikan keamaan bagi Palestina?
Hingga saat ini tidak ada satupun dari negeri kaum Muslim yang mengirimkan bala tantaranya untuk memerangi Zionis Israel dan membantu Palestina. Karena perjanjian politik luar negeri yang dilakukan oleh negeri-negeri Muslim memberikan dampak dengan tidak adanya bantuan secara militer dari negeri-negeri Muslim.
Jika kita melihat kembali sejarah bagaimana para pemimpin-pemimpin kaum Muslim mempertahankan tanah Palestina. Pada tahun 1099 pasukan Salib menaklukan al-Quds bukan hanya itu saja tetapi juga dengan membantai 30.000 kaum Muslim di sana dengan sangat sadis. Tetapi keinginan untuk menguasai al-Quds kembali tidak pernah padam di dada para penguasa Muslim. Sehingga pada tahun 1187, Shalahuddin al-Ayyubi sebagai komandan pasukan Muslim saat itu, berhasil membebaskan kembali al-Quds yang telah diduduki selama sekitar 88 tahun (1099-1187) oleh kaum Salibis.
Pada saat ini tidak ada negeri yang mau mengirimkan pasukan militernya untuk membebaskan Palestina seperti komandan perang kaum Muslim yaitu Shalahudin Al-Ayyubi. Seharusnya kita sebagai seorang Muslim juga mengalami rasa sakit yang sama seperti yang dirasakan oleh kaum Muslim. Seperti dalam hadis
''Muslim yang satu adalah bersaudara dengan Muslim yang lain.'' (HR Muslim).
Tidak cukup hanya mengecam, tidak cukup hanya memberi bantuan melalui galang dana, yang mereka butuhkan ialah kebebasan selamanya, dari cengkraman musuh penjajah. Jalan satu-satunya agar dapat membebaskan Palestina dari tangan Zionis Israel adalah dengan adanya jihad atau perang melawan Zionis. Karena itu adalah bentuk pembebasan yang dilakukan oleh Shalahudi Al-Ayubi saat al-Quds dalam cengkeraman pasukan Salibis. Akan tetapi hal itu tidak akan pernah terealisasikan tanpa adanya negeri Islam atau yang menerapkan seluruh syariat Islam secara kaffah sebagai system kehidupan bernegara.
Umat hari ini membutuhkan pemimpin yang mengurusi urusan rakyatnya secara keseluruhan. Tanpa ada maksud untuk mendapatkan materi yang sebesar-besarnya. Pemimpin yang seperti itu memiliki ketundukan kepada pembuat hukum yang agung yaitu Allah, yang hanya dapat ditemukan dalam naungan daulah Islam. Dengan keberadaan pemimpin yang memiliki karakter seperti itu, niscaya kaum Muslim akan terbebas dari kezaliman yang dilakukan oleh orang-orang kafir.
Tidakkah kita rindu dengan kehadirannya? Bukankah sudah selayaknya kita berjuang sekuat tenaga supaya kemuliaan Islam dan kaum Muslim bisa segera terwujud kembali?
Wallahu a'lam bishawab
Oleh: Shofiyyah Syaharani
(Aktivis Peduli Umat Surabaya)
0 Komentar