Topswara.com -- Beberapa hari yang lalu saya berjumpa dengan salah satu guru ngaji saya ketika masih SMA (Sekolah Menengah Atas) dalam acara halalbihalal di Sukabumi. Senang banget bertemu dengan sahabat dakwah dan para senior dalam jalan dakwah 20 tahunan yang lalu. Salah satu guru saya ketika mengobrol menyampaikan kisahnya.
"Kang Asep, masih ingat enggak dulu saat di angkot Kang Asep pernah nanya sama saya?" bukanya.
"Tentang apa Ustaz?" saya masih penasaran. Karena di memori saya enggak ketemu.
"Waktu itu, pas mau kajian, kita _kan_ naik angkot. Di dalam angkot Kang Asep duduk di kursi yang posisi mundur di dekat pintu," lanjutnya.
"Sudah ingat belum?" tanyanya lagi.
Saya masih memaksa otak mengingat. Tapi tetap enggak ada ingatan itu hadir. Lupanya banget. Jangan ditiru ya, ini ciri murid enggak hormat sama guru. Sampai gurunya masih ingat, muridnya malah lupa. Hehehe.
"Enggak apa-apa kalau enggak ingat. Tapi saya masih ingat. Waktu itu Kang Asep tanya begini, "Ustaz, kok dakwah ini berat ya. Harus begini, harus begitu. Berasa berat banget," kisahnya.
"Sudah ingat?" sepertinya ia masih penasaran. "Belum," jawabku singkat.
"Saat itu saya jawab, kalau berat ya berhenti saja!" kisahnya lagi.
Deg, berasa hati ini berat banget. Ada apa dengan kisah di angkot itu. Rasa-rasanya sesuatu telah terjadi begitu penting.
"Kang Asep ingat enggak apa komentar Kang Asep saat itu?" lanjutnya lagi. Saya masih menggelengkan kepala.
Ia lalu melanjutkan kisahnya. "Kang Asep, waktu itu sejenak antum diam lalu bilang ke saya, "Ustaz saya akan tetap berdakwah meskipun berat. Karena insyaallah pahalanya besar," pungkasnya.
Terima kasih guru-guruku yang selalu bersabar membina dan mendidik saya. Semoga Allah selalu merahmati antum semua.
Allah Rabbi. Saya sendiri sudah lupa dengan fragmen dialog ini. Tapi, saya yakin saat itu saya benar-benar sudah berniat untuk tetap dalam jalan dakwah ini. Mencoba menjalani jalan dakwah dengan segala konsekuensinya. Entah sampai kapan. Doakan saja semoga istiqamah.
Karena memang benar, dakwah bukan jalan berleha-leha. Dakwah bukan jalan istirahat. Dakwah bukan jalan berpangku tangan. Dakwah bukan jalan diam-diam saja. Dakwah adalah jalan perjuangan. Dakwah adalah jalan bergerak. Semoga kita istiqamah dalam dakwah.
Oleh: Ustaz Asep Supriatna
Founder The Art of Dakwah
0 Komentar