Topswara.com-- Sesungguhnya orang-orang yang bersegera menuju ampunan Allah dan surga-Nya, serta bersegera melaksanakan berbagai amal shalih, mereka dapat dijumpai di masa Rasulullah Saw. dan di masa–masa sesudahnya. Umat senantiasa memuliakan mereka yang bergegas menyambut perintah Tuhannya dan mengorbankan diri mereka, semata-mata mencari ridha Allah. Di antaranya adalah:
Di dalam hadis Jabir yang disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim, beliau menyatakan:
Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah SAW pada perang Uhud, “Tahukah Engkau dimana tempatku jika aku terbunuh?” Rasulullah bersabda, “Engkau akan berada di surga.” Mendengar sabda Rasulullah SAW tersebut, maka laki-laki itu serta-merta melemparkan buah-buah kurma yang ada di tangannya, kemudian ia maju untuk berperang hingga terbunuh di medan perang.
Di dalam hadits Anas yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan:
Nabi SAW berangkat bersama para sahabatnya hingga mendahului kaum Musyrik sampai ke sumur Badar. Setelah itu kaum Musyrik pun datang. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Berdirilah kalian menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” Anas bin Malik berkata; maka berkatalah Umair bin al-Humam al-Anshary, “Wahai Rasulullah! Benarkah yang kau maksud itu surga yang luasnya seluas langit dan bumi?” Rasulullah SAW menjawab, “Benar” Umair berkata, “ehm-ehm”. Rasulullah SAW bertanya kepada Umair, “Wahai Umair, apa yang mendorongmu untuk berkata ehm-ehm?” Umair berkata, “Tidak ada apa-apa Ya Rasulullah, kecuali aku ingin menjadi penghuninya”. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya engkau termasuk penghuninya, Wahai Umair!” Anas bin Malik berkata; Kemudian Umair bin al-Humam mengeluarkan beberapa kurma dari wadahnya dan ia pun memakannya. Kemudian berkata, “Jika aku hidup hingga aku memakan kurma-kurma ini sesungguhnya itu adalah kehidupan yang lama sekali.” Anas berkata; Maka Umair pun melemparkan kurma yang dibawanya, kemudian maju untuk memerangi kaum Musyrik hingga terbunuh.
Di dalam hadis Anas yang disepakati oleh al-Bukhari dan
Muslim, beliau berkata:
Pamanku, yaitu Anas bin an-Nadhr tidak ikut perang Badar. Kemudian ia berkata, “Wahai Rasulullah SAW! Aku tidak ikut dalam peperangan pertama, di mana engkau memerangi kaum Musyrik. Sungguh jika Allah memperlihatkan kepadaku peperangan melawan kaum Musyrik, maka Allah pasti akan melihat apa yang akan aku lakukan.” Anas berkata; Maka ketika masa perang Uhud tiba, dan kaum Muslim pun telah siap, Anas bin Nadhr berkata, “Ya Allah! aku meminta ampun kepadamu dari apa yang dilakukan oleh mereka (yakni para sahabat) dan aku membebaskan diri dari apa yang dilakukan oleh mereka (yakni kaum Musyrik).” Kemudian ia pun maju dan disambut (di halangi supaya tidak cepat-cepat maju ke medan perang) oleh Sa’ad bin Muadz. Maka Saad berkata, “Ya Rasulullah SAW, aku tidak mampu menahan apa yang dilakukannya.” Anas bin Malik berkata; Maka kami menemukan lebih dari delapan puluh bekas tebasan pedang, tusukan tombak, dan panah. Kami menemukannya telah terbunuh. Ia mati dalam keadaan dicincang oleh kaum Musyrik, hingga tidak ada seorang pun yang mengenalinya kecuali saudara perempuannya, karena mengenali ujung jarinya.
Anas berkata, “Kami berpendapat atau mengira bahwa firman Allah:
Ù…ِÙ†َ الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ِÙŠْÙ†َ رِجَا Ù„ٌ صَدَÙ‚ُÙˆْا Ù…َا عَاهَدُوا اللّٰÙ‡َ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ۚ
Dan di antara kaum Mukmin ada orang-orang yang membenarkan janji mereka kepada Allah...(TQS. al-Ahzâb [33]: 23); ini diturunkan untuk menjelaskan ihwal syahidnya Anas bin Nadhr dan orang-orang yang seperti dia.”
Ditulis kembali oleh: Achmad Mu'it.
Disadur dari buku: Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah, Jakarta, Cetakan ke-5, April 2008.
0 Komentar