Topswara.com-- Analis Mutiara Umat Sri Purwanti, A.Md. K.L. mengungkapkan, orang tua tidak boleh membandingkan anak-anak mereka yang berakibat melukai hatinya.
"Sebagai orang tua, tidak boleh membandingkan mereka (anak-anaknya), baik dengan kawan atau pun saudaranya (jika bukan anak tunggal). Hal tersebut tanpa kita sadari akan melukai hati mereka," tuturnya dalam acara Sharing Parenting, Ruang Belajar RKTim Smartkids di WhatsApp Group, Sabtu (5/6/2021).
Karena ia menilai, niat orang tua supaya anak termotivasi, tapi justru mereka akan menjadi minder. "So, kalau emak capek, lelah, emosi (semuanya) numpuk bagaimana?" tanyanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, ambil napas, hembuskan perlahan. Lelah, capek, dan kadang ingin marah itu manusiawi orang tua bukan bukan robot.
"Orang tua boleh lelah, boleh capek, boleh marah. Tapi jangan sampai itu terbaca oleh mereka, karena anak-anak memorinya sangat kuat, sehingga mampu merekam apa pun yang terjadi di sekitar. Satu hal yang harus kita ingat anak itu amanah yang Allah titipkan kepada kita," ungkapnya.
Maka dari itu ia menyarankan, mengajak anak untuk praktik langsung. Anak-anak bisa kita biasakan shalat di masjid, atau ketika kita mengikuti taklim. "Anak ribut itu biasa, justru itu momen yang pas untuk menjelaskan kepada mereka adab bermajelis, adab ketika di masjid. Karena anak-anak biasanya akan lebih mudah mengingat ketika praktik langsung," ucapnya.
Ia memaparkan, anak ramai, tarik napas, buang perlahan-lahan, tahan emosi jika dipelototi ibu sebelah, sabar. "Karena kita ini sedang mendidik anak kita, yang ibarat kertas putih belum ada noda, jadi harus pelan dan hati-hati. Sekali kita emosi, ambyar. Anak justru akan trauma," tegasnya.
Ia membeberkan, anak itu aset orang tua ketika di dunia dan akhirat. Surga itu begitu indah penuh dengan kenikmatan, dan salah satu yang bisa mengantarkan kita ke sana adalah doa-doa mereka.
"Masih mengeluh dalam proses membersamai pendidikan mereka?" kembali ia menanyakan.
Poin yang tidak kalah penting menurutnya, menanamkan dalam diri anak, bahwa mereka selalu dalam pengawasan Allah. Bagaimana cara membuat anak percaya bahwa Allah ada.
"Ajak anak jalan-jalan sembari menunjukkan ciptaan Allah meliputi langit dan bumi. Ketemu bunga di pinggir jalan, ajak anak mengamati bagian-bagiannya, kemudian (berikan pemahaman ke anak) Allahlah yang menghidupkan bunga tersebut," jelasnya.
Menurutnya yang harus disadari sebagai orang tua adalah proses mendidik anak itu adalah proses yang panjang. Kadang kita juga harus ekstra sabar menghadapi berbagai macam karakter anak.
"Emak dan anak harus jadi partner yang kompak supaya proses penanaman akidah dan karakter anak berjalan dengan lancar," pungkasnya.[] Munamah
0 Komentar