Topswara.com-- Mudir Khadimus Sunnah Bandung Ajengan Yuana Ryan Tresna, pentingnya mengkaji ilmu hadis adalah tumbuhnya cinta dan rindu kepada Rasulullah SAW.
"Hal terpenting dalam mengkaji kitab ilmu hadis bukanlah selesainya membaca kitab, melainkan tumbuhnya rasa cinta, kerinduan, dan rasa penasaran. Cinta terhadap hadis Rasulullah, rindu meneladani perjalanan hidupnya, dan penasaran mengkaji lebih dalam ilmunya," tuturnya kepada Topswara.com, Sabtu (5/6/2021).
Menurutnya, kalau tanpa cinta, para ulama hadis tidak akan melakukan perjalanan heroik dan mengagumkan. "Dalam kitab ar-Rihlah fi Thalab al-Hadits dikisahkan perjalanan panjang para ulama dalam menuntut ilmu, mencari kebenaran. Menyusuri kota-kota yg berjauhan demi memastikan apakah benar itu sabda Rasulullah SAW," jelasnya.
Ia menjelaskan, Imam Baqi bin Makhlad melakukan rihlah dua kali, dari Mesir ke Syam (sekitar Suriah) dan dari Hijaz (sekitar Mekkah) ke Baghdad (Irak) untuk menuntut ilmu agama. Ia memaparkan dari kitab Tadzkirah al-Huffazh (2/630), rihlah pertama selama 14 tahun dan yang kedua selama 20 tahun berturut-turut.
"Para ulama tetap semangat meski dalam keterbatasan," tegasnya.
Menurutnya, kalau bukan karena cinta, para ulama tidak akan mencurahkan segalanya termasuk harta mereka.
"Sampai-sampai ada ungkapan dari beberapa orang ulama salah satunya yaitu Syu’bah, beliau berkata, 'barangsiapa yang menuntut hadis maka akan bangkrut (Jami’ Bayan al-‘Ilmi wa Fadhlihi. I/410)," jelasnya.
Ibnu Sa’ad berkata, aku mendengar Musa bin Dawud berkata,
أفلس الهيثم بن جميل في طلب الحديث مرتين
“Al-Haitsam bin Jamil bangkrut dua kali ketika mencari hadits.” (al-Rihlah fi Thalab al-Hadits, hlm. 205). [] Fadhillah Fitri
0 Komentar