Topswara.com -- Khadijah binti Khuwailid adalah seorang pedagang bernasab mulia, yang kaya dan berwibawa. Khadijah memiliki banyak anak buah untuk membantu menjalankan perniagaannya ke berbagai negeri dengan sistem bagi hasil. Ketika mendengar kepribadian Muhammad yang jujur, amanah, dan bertanggung jawab, Khadijah tertarik untuk menawarkan perniagannya. Muhammad menerima tawaran Khadijah, beliau menjalankan perniagaan ke Syam ditemani oleh orang kepercayaan Khadijah yang bernama Humairah.
Dalam perjalanan ke Syam, Muhammad beristirahat di bawah sebuah pohon yang tidak jauh dari perniagaan Rahib Nasthura. Rahib mendekati Maisarah dan berkata “ Siapakah lelaki yang beristirahat di bawah pohon itu?”. “Dia itu orang Quraisy dari Ahlul Haram (keluarga terhormat), ” jawab Maisarah. “Tidak ada seoang pun yang beristirahat di bawah pohon itu kecuali dia itu seorang Nabi,” kata Nasthura.
Selama di Syam Muhammad melakukan transaksi jual beli, dagangannya laku banyak sehingga mendapatkan keuntungan yang besar. Ketika barang habis kemudian segera kembali ke Mekkah. Selama perjalanan kembali ke Mekkah, ketika cuaca terik Maisarah selalu melihat dua malaikat yang menaungi Muhammad dari teriknya matahari, sehingga tidak kepanasan.
Sampai di Mekkah Maisarah bercerita kepada Khadijah tentang betapa indahnya akhlak Muhammad, kedua malaikat yang selalu menaungi selama cuaca terik, serta berita yang diterima dari Rahib Natshura. Khadijah kemudian menceritakan berita tersebut kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Waraqah adalah penganut Nasrani yang mendalami berbagai macam kitab sehingga dia menjadi orang yang pandai.
“Wahai Khadijah, jika semua itu benar, sesungguhnya Muhammad adalah Nabi bagi umat ini. Sekarang saya tahu bahwa dialah Nabi yang sudah ditunggu oleh umat ini,” kata Waraqah.
Kabar Tentang Dekatnya Masa Kedatangan Nabi
Para pendeta Yahudi dan Nasrani telah membicarakan kedatangan Rasulullah SAW. Mereka menyandarkan pada nama Nabi yang ditunggu, sifatnya, masa kerasulannya serta tempat diutusnya berdasarkan kitab suci mereka. Semua tergambar jelas dan sempurna dalam kitab mereka, sebab Allah SWT telah mengambil perjanjian atas para Nabi dan pengikutnya. Mereka berjanji apabila telah datang Nabi yang ditunggu (Muhammad SAW), maka mereka wajib beriman kepadanya dan membantu dakwahnya, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : “ Demikianlah sifat-sifat mereka di dalam Taurat dan sifat-sifat mereka di dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu akan menjadikan tanaman tersebut kuat, lalu menjadi besalah dia dan tegak lurus diatas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya (TQS. al-Fath [48] :28).
Hikmah
Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan jaminan tersebarnya nama Muhammad SAW dan menjadikannya sorotan masyarakat sejak kecil. Hal ini karena Muhammad SAW memang dipersiapkan untuk menjadi seorang pemimpin.
Ketika di Mekkah Allah menjadikannya sorotan di masyarakat, diantaranya adalah mudahnya proses kehamilan dan melahirkan. Keberadaannya sebagai putra Abdullah yang akan disembelih namun ditebus dengan seratus onta oleh orang-orang Quraisy. Statusnya yang terlahir yatim. Mampu menjadi penengah dengan solusi yang cemerlang ketika terjadi perselisihan terkait suku mana yang berhak meletakkan Hajar Aswad pada dinding Ka’bah.
Ketika di pedalaman, semua orang membicarakan tentang berkah dan kesejahteraan keluarga Halimah as Sa’diyah sejak mengasuh Rasulullah SAW, serta kisah dibelahnya dada Muhammad SAW. Muhammad diberi nama dengan mengunakan nama yang jarang digunakan oleh masyarakat setempat. Hal ini menyebabkan namanya sering disebut sehingga mudah diingat.
Hal itu merupakan petunjuk dari Allah akan hadirnya seorang Nabi yang menjadi penyempurna ajaran para Nabi terdahulu.
Bersambung……
Disadur dari buku Sirah Nabawiyah, Prof. DR. Muh. Rawwas Qol’ahji
Ditulis kembali oleh : Dadik Trisatya
0 Komentar