Topswara.com -- Artris hijrah Peggy Melati Sukma mengatakan, ia sempat memiliki periode begajulan yang membuat orang tua, terkhusus ibunda memiliki having hard feeling.
“Saya pernah punya periode yang begajulan. Momentum di mana orang tua saya wabil khusus ibu saya, having hard feeling, sedih, melihat anaknya hidup dalam keadaan sukses, berhasil, terkenal, kaya, tetapi pergaulannya, keimanannya makin terkikis”, tuturnya dalam kanal YouTube detikcom, Sabtu (26/5/2018) dengan tema Cerita Hijrah Peggy Melati Sukma, Mencari Ketenangan Jiwa.
Khadija sapaan akrabnya, mengaku bahwa dirinya berasal dari keluarga yang mengenal agama, namun ia memiliki periode hidup begajulan yang membuat dirinya mengalami ketidaktenangan jiwa.
”Ya memang saya pernah mengalami masa-masa yang disebut masa sukses tetapi di periode tersebut saya juga mengalami keadaan ketidaktenangan jiwa,” imbuhnya.
Khadija mengaku bahwa ketidaktenangan jiwa yang lebih mendominasi. "Ibarat satu masa di dalam hidup, stuck. Tidak tahu lagi siapa saya. What i want, what actually my function in this world, saya jadi kayak numb, dan saya waktu itu ketakutan," ungkapnya.
Perasaan inilah yang kemudian mentrigger diri Khadija untuk berpikir apakah perasaan ini kegelisahan, ketidaktenangan jiwa yang dialami kebanyakan orang, hingga akhirnya consum alkohol, narkoba.
“Alhamdulillah saya punya orang tua yang wabil khusus ibu saya yang seberapa pun berhasilnya saya waktu itu sebenarnya orang tua catch up. Sebenarnya orang tua saya memperhatikan,” tuturnya.
Khadija mengatakan, sampailah pada periode menikah dan qadarullah pernikahan tersebut tidak beres, penuh dengan berbagai macam ujian yang pada akhirnya dihadapkan oleh kenyataan pahit yakni perceraian.
“Periode selanjutnya pada waktu itu menikah. Padahal saya berada dalam masa ketidaktenangan jiwa. Saya menikah dan qadarullah ternyata ini menjadi gong, pergaulan pada waktu itu makin tidak karu-karuan saya bener-bener akhirnya capek deh hidup,” bebernya.
Khadija mengungkapkan bahwa dirinya memiliki periode hidup yang kacau. “Ya namanya manusia kan kalau lagi seneng wah sibuk deh. Kalau lagi kacau ya Allah, Tuhanku mana Tuhanku? Padahal Tuhan kita tidak pernah kemana-mana kitanya aja yang kemana-mana. Innallaha ma'ana,” imbuhnya.
Khadija menjelaskan bahwa bukankah hidup ini terlalu banyak yang tidak bisa kendalikan dan musti kita pulangkan ke Allah. “Kalau niat di jannah, everything will be fight for you. Saya cuma ingin berakhir di jannah,” pungkasnya. [] Alfia Purwanti.
0 Komentar