Topswara.com -- Kacang hijau (phaseolus radiates, Mandarin: Ludao) banyak ditemukan di sawah atau ladang yang tanahnya tidak lembab dan cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan perdu ini tingginya hingga tiga meter. Daunnya segitiga menyirip, bunganya berbentuk kupu-kupu, warnanya kuning atau hijau kekuningan, buahnya polong, berkulit hijau, berbiji putih.
Biji kacang hijau mengandung zat amylum, protein, zat besi, belerang, minyak lemak, kalsium, magnesium, mangan, niasin, vitamin A, B1 dan B2.
Dalam Ilmu Material Medica TCM, biji kacang hijau dipanen setelah musim gugur. Saat biji sudah tua, dijemur kering, bijinya diambil, digunakan mentah. Rasa dan sifat biji kacang hijau manis dan dingin, masuk di meredian hati dan lambung. Biji kacang hijau ini berkhasiat untuk mengeliminasi panas sumer dan detoksifikasi.
Ia dapat digunakan untuk perawatan penyakit, yaitu kurang darah atau anemia. Caranya, gunakan kacang hijau satu cangkir (ukuran 180 cc). Dicuci lalu direbus dengan air bersih dua gelas minum (ukuran 200 cc), sehingga hanya tinggal tiga perempatnya. Sesudah suam-suam kuku, airnya diminum, kacangnya dimakan dua kali sehari.
Adapun jika panas (sumer) dengan gejala haus, buang air kecil (BAK) sedikit berwarna merah, gunakan 15 gram kacang hijau. Dicuci lalu direbus dengan air bersih dua gelas minum (ukuran 200 cc), sehingga hanya tinggal tiga perempatnya. Sesudah suam-suam kuku, airnya diminum, kacangnya dimakan dua kali sehari.
Untuk infeksi supuratif seperti abses, ulkus, erisiplas, gunakan 15 gram kacang hijau dengan campuran chixiaodou 10 gram, direbus dengan 250 cc air sampai setengahnya lalu diminum.
Demikianlah beberapa kegunaan kacang hijau. Semoga bermanfaat.
Oleh: Syam Purwaningsih
(Herbalis, Owner Rumah Bekam dan Akupunktur Muslimah)
Referensi:
Ilmu Materia Medica TCM. Justina, et. Al. 2006. IKNI
Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang Jilid 1. Mardisiswojo, S dan Harsono R. 1985. PN Balai Pustaka, Jakarta.
Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang Jilid 2. Mardisiswojo, S dan Harsono R. 1985. PN Balai Pustaka, Jakarta.
0 Komentar