Topswara.com -- Menanggapi tudingan radikal menjelang bulan Ramadhan 1442 H, Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (MIY) mengatakan ada upaya alienasi umat yakni penyingkiran umat islam.
“Ada upaya alienasi umat Islam yakni penyingkiran umat Islam,” tuturnya dalam acara Diskusi Spesial Ramadhan – Parade Kezaliman Jelang Ramadhan, Indonesia Hendak Dibawa Kemana? Ahad (18/04/2021), di kanal Youtube Khilafah Channel.
Ia melihat, adanya tudingan radikal yang disematkan kepada umat islam ini tampak ketika kesadaran keberislaman tumbuh di dunia kampus. “Setelah lulus mereka memberikan pengaruh ke lembaga, instansi, pemerintah, swasta, BUMN, termasuk masjid-masjid di masyarakat dan sekolah,” ujarnya.
kesadaran tersebut, menurutnya, tanda kebangkitan islam, buah dari proses dakwah yang dilakukan umat Islam sejak 30, 40 tahun yang lalu. “Itu adalah tanda kebangkitan Islam atau buah dari proses dakwah yang luar biasa yang kita kerjakan sejak 30, 40 tahun yang lalu,” ungkapnya.
Namun ia melihat, ada pula yang menjadi bagian dari orang-orang yang tidak menyukai islam, sehingga adanya tanda kebangkitan islam bagi mereka adalah sebuah ancaman. “Jadi, ada upaya penyingkiran. Apalagi setelah mereka tahu dan menyaksikan sendiri bahwa kebangkitan itu berefek kepada kekuatan politik,” bebernya.
Ia menjelaskan, bagaimana kebangkitan umat islam ini berefek pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 yang berhasil menumbangkan calon yang sudah di dukung penuh oleh seluruh komponen negara.
“Mereka melihat bahwa kekuatan politik umat ini ternyata tidak bisa diabaikan. Karena itulah, maka ringkas kata ini semua harus dihancurkan. Harus dihancurkan sehancur hancurnya. Pusat-pusat pertumbuhan dan kekuatan harus dilenyapkan,” bebernya.
Menurutnya, jika kekuatan politik umat itu ada pada ormas, maka ormas tersebut akan dibubarkan, dan menurutnya hal ini telah terjadi.
“Kalau ormas itu digerakkan oleh tokoh, nah tokohnya harus dikriminalisasi. Itu juga sudah terjadi dan sekarang sedang berlangsung,” jelasnya.
“Jika kemudian setelah ormasnya dibubarkan tokohnya dikriminalisasikan, pertumbuhan kesadaran umat itu masih terus terjadi diberbagai tempat, maka itu harus disapu dengan menggerakkan umat,” ujarnya.
Oleh karena itu, dibentuknya Perpres RAN PE (Peraturan Presiden Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstrimisme) menurut Ismail, merupakan bagian daripada upaya menghadapi apa yang mereka sebut sebagai radikalisme.
“Dan radikalisme itu pada intinya adalah tumbuhnya kesadaran keberislaman di tengah-tengah masyarakat,”pungkasnya. [] Aprilia Soga
0 Komentar