Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tafsir QS. Al-Baqarah ayat 138


Topswara.com -- Tafsir QS. Al-Baqarah : 138 

صِبْغَØ©َ اللَّÙ‡ِ ۖ ÙˆَÙ…َÙ†ْ Ø£َØ­ْسَÙ†ُ Ù…ِÙ†َ اللَّÙ‡ِ صِبْغَØ©ً ۖ ÙˆَÙ†َØ­ْÙ†ُ Ù„َÙ‡ُ عَابِدُونَ 

Terjemahan: 

"Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah." 

Shibghah dimaknai dengan agama Allah (dien). Ini istilah pinjaman, istiharah. Kenapa tidak dimaknai agama secara langsung (dien)? Shibghah juga diartikan celupkan. Dulu ada tradisi di zaman Yahudi dan Nasrani orang untuk mencelupkan anaknya ke dalam air. Zaman jahiliyah anak yang baru lahir diusapi bahkan ada yang di-celup-kan ke dalam darah kambing yang disembelih. 
 
Islam datang, ada sunnah akikah darah itu diganti dengan cara yang jauh dari kemusyrikan. Dalil atas perintah ibadah ini adalah Nabi SAW. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. “Semua bayi tergadaikan dengan akikah-nya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama, dan dicukur rambutnya.” (Shahih, HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lainnya). 

Pada prinsipnya bayi yang dilahirkan dalam keadaan suci, sebenarnya muslim. Maka tidak perlu ada celupan khusus. Aslinya semua muslim. Yang membuat muslim itu Allah bukan ayah ibunya. 

Iman yang sebenarnya ialah iman yang tidak dicampuri oleh unsur-unsur syirik. Ibnu Jarir berkata,
"Sesungguhnya orang-orang Nasrani bila anak mereka dilahirkan, maka mereka datang kepada pendeta pada hari yang ketujuh, mereka memandikannya dengan air yang disebut ‘al-Ma’mudi untuk membaptisnya. 

Mereka mengatakan, "Ini adalah kesucian pengganti khitan. Maka apabila mereka telah mengerjakannya jadilah anak itu seorang Nasrani yang sebenarnya."
Maka Allah menurunkan ayat ini. 

Shibgah Allah berarti "celupan Allah". Maksudnya ialah iman kepada Allah yang tidak disertai sedikit pun dengan kemusyrikan. Hal ini ditegaskan oleh perkataan "dan hanya kepada-Nya lah kami menyembah", tidak kepada yang lain. 

Shibghah juga bisa dimaknai khitan, juga dimaknai mandi. Mandi itu syariat Islam dengan berbagai tujuan, misalnya mandi janabat, mandi pasca haid dan lain-lain. 

Shibghah yang dimaknai sebagai celupan seharusnya mampu mewarnai kehidupan seseorang dengan agama Allah. Ada efeknya dalam kehidupan. Jika seseorang takut mengatakan yang benar, itu artinya kita belum tercelup oleh agama Allah atau celupan yang dilakukan tidak mampu mewarnai kehidupannya. 

Puasa itu juga celupan bagi seseorang bagaimana ia diwarnai oleh makna puasa. Apalagi hanya sekedar menahan makan dan minum.  Ada penyakit "beser" yang harus dibenahi, disembuhkan. Beser bicara, menulis, ghibah dan lain-lain harus diperbaiki. 

Shibghah juga bisa dimaknai sebagai metode (jalan, cara). Metode kehidupan mana yang lebih baik daripada metode kehidupan yang telah di buat Allah? Lebih adil mana jalan  kehidupan yang ada di dunia ini selain jalan hidup yang ditunjukkan Allah. Dan hanya milik Allah lah, yang terbaik itu. 

Di dalam Surat Al Baqarah ayat 208-209, Allah SWT berfirman “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. 

Orang yang telah bersyahadat, yang telah menetapkan hatinya bahwa Tiada Tuhan Selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, akan selalu setia untuk mewarnai seluruh kehidupannya dengan warna Islam. Tidak hanya shalat, puasa, namun semuanya. Hidupnya, matinya, seluruh jiwa raganya, seluruh aktifitasnya, hanya untuk keridhaan Allah, dan semuanya dilakukan dengan suasana iman, suasana tauhid, yang citranya akan menimbulkan cinta, persahabatan, kedamaian, dan keindahan.

Para mufasir mengartikan arti celupan ialah agama Allah atau Fitrah, yang dapat kita artikan warna asli, atau celupan asli dari jiwa manusia. Teringat lagi kita satu tafsir yang lain dari Ibnu Abbas, menurut yang diriwayatkan oleh Ibnu an-Najjar di dalam Tarikh Baghdad, bahwa arti celupan ialah putih. Artinya masih putih bersih jiwa itu dalam Fitrahnya, sebelum dihinggapi oleh lain warna paham. Sebab itu dapatlah kita simpulkan kembali ayat ini kepada ayat­ ayat yang sebelumnya. Yaitu bahwasanya agama Hanif ajaran Ibrahim a. s. itu adalah celupan asli Tuhan, yaitu Fitrah Manusia , itulah Tauhid yang sejati. Celupan manusia akan luntur karena pergiliran zaman, karena pergaulan, karena lingkungan dan lain sebagainya. Dia tidak akan tahan kena cahaya matahari kebenaran. 

Itulah beberapa makna tentang shibghah Allah. Intinya celupan harus seseuai dengan metode Allah yang suci putih bersih dari kemusyrikan dan harus mampu mewarnai kehidupan seseorang muslim. Shibghah yang terbaik dari Allah tidak akan gampang luntur karena gesekan pergaulan, adat, budaya manusia. 

Wallohu a'lam bishowab. 

Tabik...!!!


Ditulis kembali oleh Suteki
(Digabung dengan beberapa artikel) 

Kajian Subuh di Masjid At Taufiq Srondol Wetan Banyumanik Semarang. Ngaji Tafsir Al-Quran bersama Ust. Baedhowi. Kamis, 22 April 2021. 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar