Topswara.com -- Tafsir Ayat 137 QS Al Baqarah
فَاِنْ اٰمَنُوْا بِمِثْلِ مَآ اٰمَنْتُمْ بِهٖ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۚوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا هُمْ فِيْ شِقَاقٍۚ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللّٰهُ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ۗ
Terjemahan:
Maka jika mereka telah beriman sebagaimana yang kamu imani, sungguh, mereka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu), maka Allah mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya). Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Iman itu mengikuti saja atas apa yang dicontohkan oleh para kaum beriman terdahulu. Para nabi, para rasul yang telah diutus oleh Allah. Maka jika mereka yang mengajakmu mengikuti agama mereka itu telah beriman persis sebagaimana yang kamu imani, sehingga mereka menjadi pengi kutmu, sungguh, mereka telah mendapat petunjuk yang benar. Akan tetapi, jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan denganmu, maka Allah mencukup kan engkau, wahai Nabi Muhammad terhadap mereka dengan pertolongan dan janji-Nya yang pasti ditepati. Dan Dia Maha Mendengar perkataan musuh-musuhmu, Maha Mengetahui apa saja yang ada dalam hati mereka.
Iman itu terbagi 77 tingkatan. Tingkatan yang 4
tertinggi adalah La illaha illalloh dan tingkat yang terendah menyingkirkan duri di jalan.
Bagian iman juga bermacam-macam, misalnya rasa malu. Sebenarnya dengan bagian-bagian iman itu kita bisa mengukur tingkat keimanan kita. Contoh-contoh bagaimana seseorang beriman sudah diberikan. Iman itu tidak perlu dibuktikan seperti apa. Iman ya iman. Misal soal iman terhadap pertanyaan kubut oleh malaikat munkar dan nakir. Cukup kita imani, tidak perlu kita bayangkan seperti apa.
Kita ikuti iman orang-orang baik, orang sholeh. Dengan mengikuti kajian-kajian bisa meningkatkan iman. Ada kisah ketika di masjid seseorang alim dinasihati Rasulullah tetapi ketika keluar masjid perilakunya berbeda. Terkait dengan masalah ini tidak masalah yang penting seseorang itu mempunyai niat untuk meningkatkan iman. Demikian pula soal keimanan terhadap balasan Allah atas ibadah kita. Mau dilipatgandakan atau tidak yang penting kita beribadah atas keimanan kita kepada Allah. Bagaimana dengan pahala ibadah di bulan Ramadhan?
Hadist pahala dilipatgandakan di bulan Ramadhan
Hadist ini sangat terkenal di masyarakat, karena banyak khatib yang menggunakannya. Hadisnya cukup panjang, menyebutkan berbagai keutamaan bulan Ramadhan. Pernyataan yang anda sebutkan, bagian dari potongan hadis tersebut, yang bunyinya,
مَن تقرَّب فيه بخصلةٍ من خِصال الخير كان كمَن أدَّى فريضةً فيما سواه، ومَن أدَّى فريضةً كان كمَن أدَّى سبعين فريضةً فيما سواه
Artinya:
"Siapa yang melakukan ibadah sunah, nilainya seperti orang yang melakukan ibadah wajib di selain ramadhan. Dan siapa yang melaksanakan yang wajib, nilainya seperti orang yang melaksanakan 70 kali ibadah wajib di selain ramadhan."
Status Keshahihan Hadist
Dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah dijelaskan,
“Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Muhamili dalam Al-Amali (jilid 5, no.50) dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya (no. 1887). Ibnu Khuzaimah berkomentar, ‘Andaikan sahih, bisa menjadi dalil.’
Juga diriwayatkan oleh Al-Wahidi dalam Al-Wasith, 1/640.
Sanad hadis ini dhaif karena adanya perawi bernama Ali bin Zaid bin Jada’an. Orang ini dhaif, sebagaimana keterangan Imam Ahmad dan yang lainnya. Imam Ibnu Khuzaimah telah menjelaskan, ‘Saya tidak menjadikan perawi ini sebagai dalil, karena hafalannya jelek.’” (Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah, 2/263).
Mengingat hadistnya dhaif, maka kita hindari untuk menyebut hadis ini sebagai sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Agar kita tidak termasuk orang yang disebut oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai salah satu pendusta.
(Referensi: https://konsultasisyariah.com/25061-amal-sunah-bernilai-wajib-di-bulan-ramadhan-hadis-dhaif.html).
Teknik menjadikan amalan sunah menjadi wajib
Bernadzar untuk melakukan sesuatu yang sunah menjadi yang wajib menjadi salah satu cara agar suatu amalan sunah menjadi wajib untuk orang tersebut.
Selanjutnya, penggalan kalimat pada pada ayat 137 Al Baqarah menyatakan bahwa: "Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu), maka Allah mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya)."
Soal syiqoq (permusuhan) bisa berupa permusuhan fisik juga bisa persoalan keyakinan, ideologi. Potensi syiqoq ada tetapi perlu diminimalkan. Untuk itu perlu dicari titik persamaan, bukan perbedaan. Pada umumnya yang membuat kacau itu orang yang awam apalagi orang bodoh. Oleh karena itu orang alim harus bicara, yang bodoh diam agar tidak berpotensi terjadinya permusuhan (syiqoq).
Jika terjadi permusuhan kita perlu berusaha mencari jalan keluarnya, biarlah selanjutnya Allah yang mengatasinya, yang menyelesaikannya. Potongan ayat ini bisa diwiridkan ketika kita menghadapi permusuhan. Selama kita yakin bahwa Allah akan menyelesaikan sengketa itu, maka Alloh insyaalloh akan menyelesaikan dan menolong orang yang beriman tersebut. Setan akan selalu mengganggu kita dengan membuat ragu orang yang beriman tersebut. Kita dibuat suudzon terhadap Allah karena mengira Allah lupa, tidak menghiraukannya. Allah Maha Tidak Lupa, Allah mendengar dan mengetahui apa yang tampak dan yang tersembunyi. Kita tetap berdoa karena Allah telah berfirman "ud'unii astajib lakum" sembari menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah serta beriman kepada-Nya. Hal ini terdapat pada surat al-Baqarah ayat 186, yang terjemahan lengkapnya adalah sebagai berikut:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.”
Keimanan merupakan hal yang sangat fundamental dalam menilai ibadah seseorang. Keimanan tidak membutuhkan rekaan atau bayangan sendiri tetapi cukup dengan mencontoh bagaimana imannya para rasul, nabi dan orang-orang sholeh terdahulu.
Wallohu'alam bishowab.
Semarang, Kamis: 15 April 2021
Ditulis kembali oleh Suteki
Kajian Subuh di Masjid At Taufiq Srondol Wetan Banyumanik Semarang. Ngaji Tafsir Kitab Al Quran bersama Ust. Baedhowi. Kamis, 15 April 2021.
0 Komentar