Topswara.com -- Cendekiawan MuslimProf. Daniel M. Rosyid, Ph.D, M.RINA, mengingatkan untuk waspada jika meminggirkan Tuhan dari negeri ini.
"Waspadalah, jika Tuhan dipinggirkan dari negeri ini, hantulah yang akan bergentayangan," ujarnya kepada Topswara.com Kamis, (22/4/2021).
Ia mengungkap, jika NKRI adalah rumah bersama bangsa Indonesia yang by default berketuhanan yang maha esa, maka proses penyingkiran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini sangat bertentangan dengan jati diri bangsa ini.
"Jika kaum beragama lain membiarkan umat Islam di negeri ini disudutkan terus menerus, maka pengerdilan agama-agama lain sangat lebih mudah dan mungkin terjadi di masa depan," tegasnya.
Menurutnya, situasi ini dimungkinkan oleh proses sekulerisasi yang sudah lama dirancang dan dijalankan secara cermat dan konsisten oleh kaum sekuler radikal sejak Orde Baru.
"Agenda ini sekaligus deislamisasi bangsa Indonesia. Kaum sekuler kiri radikal kini memanfaatkan masyarakat yang sudah deeply secularized ini," paparnya.
Ia menambahkan, motif utamanya adalah pembalasan atas kekalahannya dalam berbagai upaya kudeta bahkan sejak sebelum kemerdekaan. “Ini dilakukan dengan menunggangi agenda war on terror oleh the West Wing dan One Belt One Road China selama 10-20 tahun terakhir,” ujarnya.
Menurutnya, Islam dan umat Islam diposisikan sebagai musuh karena memiliki kekuatan yang berpotensi menentang agenda nekolimik. “Sehingga kedekatan kaum sekuler kiri radikal ini dengan China semakin berani dinyatakan secara terbuka,” ungkapnya.
Ia menilai, setelah agama dijadikan musuh terbesar Pancasila maka peran tokoh ulama dikerdilkan dalam sejarah nasional. “Peta jalan pendidikan meminggirkan agama dan Pancasila. Sayangnya, sebagian elite negeri masih saja cukup dungu untuk mengakui kebangkitan kaum sekuler kiri radikal di negeri ini," bebernya.
Padahal, menurutnya, ciri mereka sangat jelas yakni memusuhi agama dan tokoh-tokohnya, terutama Islam, serta memecah belah umat beragama dan masyarakat.
"Propaganda dan disinformasi disemburkan melalui berbagai kanal, termasuk media sosial. Ciri ini tidak berubah hingga hari ini. Bahkan makin mengental," terangnya.
Ia mengatakan, kaum sekuler kiri radikal ini sekarang bergabung dengan kaum sekuler radikal lainnya menyusup di banyak posisi publik yang penting. Sebagai legislator dan eksekutif mereka merancang UU, PP dan SE Menteri yang secara terstruktur, sistemik dan masif menyingkirkan agama dan mengkriminalisasi tokoh-tokohnya, terutama Islam.
"Ekspresi agama semakin dipandang intoleran, anti-kebhinnekaan, bahkan anti-Pancasila atau radikal. Maka di negeri hantu, bagi siapa pun sipil, tentara atau polisi tidak ada lagi mati syahid, adanya mati sangit," pungkasnya. [] Munamah
0 Komentar