Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kenikmatan Hidup Tertinggi


Topswara.com -- Hidup hanya sekali. Untuk apa dibuat susah. Dinikmati saja. Sebenarnya maksud menikmati hidup itu yang seperti apa? 

Banyak orang memaknai menikmati hidup dengan melalui aktivitas menyenangkan yang bersifat duniawi saja. Tak peduli penilaian orang lain, yang penting happy. Misalnya, jalan-jalan di tempat wisata sambil main tiktok, kulineran sambil upload instagram, belanja barang-barang bermerk, ghibah berjamaah di Whatsapp tiap hari, kepoin Instagram artis idola, main games hingga lupa makan dan mandi, nonton drama Korea seharian dan masih banyak lagi.

Jika sudah melakukan hal-hal yang dianggap menyenangkan tersebut, seolah-olah hati menjadi fresh dan beban hidup agak berkurang. Benarkah demikian? Padahal memperturutkan segala hawa nafsu tanpa aturan syariat akan berujung kepada kemaksiatan. Bukannya nikmat yang di dapat, tapi justru berbagai musibah yang akan membuat hidup kita semakin gelisah dan menderita.

Hari ini kita hidup di zaman serba bebas. Pemahaman serba bebas (liberalisme) membuat siapapun boleh-boleh saja melakukan apa pun sesuka hati dan nafsunya berdalih kebebasan individu.

Pemahaman sekularisme yang memisahkan aturan agama dari kehidupan, membuat masyarakat tidak menggunakan standar benar-salah sesuai syariat Islam dalam berpikir dan berperilaku. Namun menggunakan standar menurut akal manusia yang serba terbatas dan lemah. Pada akhirnya, mereka memaknai menikmati hidup dengan memuaskan nafsu dan mengikuti keinginan dirinya.

Sebagai seorang Muslim, kita seharusnya tidak mengambil dan mengikuti pemahaman liberalisme dan sekularisme dalam menjalani hidup. Mereka memakai kenikmatan hidup dengan hal-hal duniawi yang tidak bernilai di akhirat bahkan menjerumuskan banyak manusia ke dalam neraka. 

Pandangan Islam Memaknai Kenikmatan Hidup

Islam memandang bahwa kenikmatan seorang Muslim terdapat dalam tiga level.

Pertama, kenikmatan ciptaan. Beruntunglah kita diciptakan sebagai manusia. Kenikmatan level ini dinikmati oleh semua makhluk Allah SWT. Baik hewan, tumbuhan dan lain sebagainya. Dengan nikmat ini, kita bisa menikmati hidup di dunia yang telah Allah ciptakan. Kita bisa melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan jasmani seperti makan, minum dan beristirahat maupun aktivitas yang memuaskan naluri. Kita bisa melakukan berbagai aktivitas yang kita kehendaki (senangi) layaknya orang kebanyakan.

Kedua, kenikmatan menjadi seorang Muslim.
Dalam beraktivitas, seorang Muslim wajib bersandar kepada Islam dalam melakukan perbuatan. Adapun standar perbuatan seorang hamba dalam melakukan aktivitas guna memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya adalah halal dan haram. Keridhaan Allah SWT sebagai pertimbangan. Menilai baik dan buruk menurut Allah, terpuji dan tercela pun menurut Allah.

Islam mempunyai aturan. Aturan tersebut berasal dari Allah SWT. Aturan yang sangat manusia butuhkan agar tidak salah dalam melangkah dan terjerumus kepada perbuatan maksiat.

Manusia bebas memilih untuk taat atau tidak tetapi ingat setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Balasan surga buat orang-orang yang taat menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. pun ketika di dunia, Allah memberi berkah dan rahmat dalam kehidupan mereka. 

Sebaliknya, ketika di akhirat Allah akan memberikan azab (neraka) dan kehidupan sempit selama di dunia, jika kita tidak bertakwa dan mengingkari aturan Allah SWT seperti masyarakat sekuler saat ini.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ 

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
(QS. Al-A'raf: 96)

Taat memang tidaklah mudah di negara yang mengadopsi sistem liberal. Bersabarlah, karena itulah ujian kehidupan. Jika kita tetap bisa bertahan dan menjalani kehidupan ini sebagai Muslim yang taat beribadah, maka Allah SWT akan membalas segala kesusahan, pengorbanan, lelahnya kita di dunia dengan surga di akhirat. Tak ada balasan yang lebih baik daripada surga Allah SWT bukan?

Ketiga, kenikmatan puncak yang bisa diraih oleh setiap Muslim yaitu kenikmatan menjadi pengemban dakwah yang selalu meninggikan kalimat dan syariat Allah di muka bumi ini. 

Allah SWT akan menempatkan para pengemban dakwah ini dalam surga Firdaus. Surga tertinggi dan terluas, surga yang dihuni para  Nabi dan Rasul, para syuhada dan orang-orang yang mengikuti aktivitas para Nabi dan Rasul yakni pengemban dakwah.

 وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ 

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"
(QS. Fussilat: 33)

Jadi, menikmati hidup yang sebenarnya adalah beribadah kepada Allah SWT termasuk berdakwah agar syariat Islam bisa segera terwujud. Pahala aktivitas inilah yang akan kita nikmati di akhirat kelak. Tapi tegaknya Islam di dunia ini tidak akan bisa terwujud jika tidak ada institusi negara yang menerapkan Islam dalam kehidupan yakni Khilafah Islamiyah. 

Sebelum memantapkan diri untuk ikut berdakwah, kita pasti butuh ilmunya, kita butuh mengkaji Islam kafah bersama dengan kelompok dakwah Islam ideologis. Maka segera bergabunglah. Selanjutnya lancarkan aksi berdakwah di tengah-tengah umat bersama kelompok dakwah Islam ideologis ini agar kita tetap tersuasanakan dalam ketakwaan dan istikamah berjuang mewujudkan tegaknya Khilafah Islamiyah.


Oleh: Nabila Zidane
(Forum Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar