“Ada kepentingan korporasi dalam isu terorisme dalam bentuk war yang dikemukakan oleh Amerika. Ada isu tentang bagaimana menguasai daerah-daerah yang punya sumber daya alam yang luar biasa terutama di daerah-daerah Timur Tengah dan Asia,” ujarnya dalam acara Focus Group Discussion ke-24, dengan tema 'Terorisme Dalam Kacamata Para Tokoh, Sabtu (03/04/2021) di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD).
Menurutnya, isu terorisme ini baru mulai setelah ditabraknya dua unit gedung di Amerika pada September 2011 dengan menggunakan termin (istilah) perang terhadap terorisme.
"Nah baru mulai adanya istilah perang terorisme ini 'termin' yang digunakan pun perang, termin ya. Dan kita pun mengikuti term (istilah) narasi perang tersebut. Inikan setelah ditabraknya dua unit gedung di Amerika seperti itu 911 tersebut," ungkapnya.
"Apa yang terjadi setelah peristiwa tersebut? Sama-sama kita mengetahui seperti saat ini sudah banyak para pemikir, para penegak dan pengambil keputusan Amerika itu tidak genuine (tidak asli). Tapi yang didapat Amerika kan cukup banyak. Amerika dapat Irak, Amerika dapat Timur Tengah, Amerika dapat Afganistan," lanjutnya.
Dia juga mengatakan, teror tidak dikenal di kalangan Islam. Karena, menurutnya, Islam disamping mengakui hak-hak yang bersifat individual juga mengakui hak-hak yang bersifat kolektif yang diurus negara.
"Ini bedanya dengan Marxisme yang mengakui kolektifitas hak-hak individual liberal dan kapitalisme hanya mengagung-mengagungkan kapitalisme," pungkasnya. [] Fadhilah Fitri
0 Komentar