Topswara.com -- Pernahkan membayangkan bila puasa kita saat ini adalah puasa terakhir? Mari kita bersungguh-sungguh mengisi Ramadhan tahun ini dengan semaksimal yang kita mampu. Berapa banyak sahabat, saudara kita dipanggil pulang sebelum Ramadhan.
Rasulullah SAW menyampaikan kepada para sahabat, bahwa Allah SWT telah mewajibkan puasa, di dalam bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka dikunci dan setan-setan dibelenggu. Padanya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu malam. Barang siapa tidak diberikan kebajikan malam itu, maka sesungguhnya ia telah dijauhkan dari kebajikan.
Rasulullah SAW juga menegaskan orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan. Kegembiraan pada saat berbuka dan berjumpa dengan Rabbnya. Dan sesungguhnya aroma mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada wanginya kasturi.
Hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, Ibn Khuzaimah dan Al-Baihaqi dari Ibn Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya manusia mengetahui besarnya pahala yang tersedia di bulan Ramadhan, niscaya mereka berharap bulan Ramadhan itu terjadi sepanjang tahun."
Giat Berdakwah di Bulan Ramadhan
Saat Islam datang, kegelapan yang menyelimuti wanita menjadi sirna. Mereka seakan terlahir kembali. Hak-haknya dipenuhi, keberadaannya diperhitungkan, bahkan memiliki peran dakwah dan pembangkit peradaban.
Dakwah sangat dibutuhkan umat agar tidak koma bahkan mati. Sebagaimana tubuh membutuhkan darah, jika darah berhenti, tubuh bisa koma bahkan mati. Darah tidak hanya memberikan nutrisi tubuh, mengedarkan oksigen, tapi juga harus mau mengangkut "sampah" karbondioksida tubuh. Demikian juga dengan dakwah semestinya tidak hanya amar makruf tapi juga nahi mungkar.
Dakwah amar makruf (mengajak kebaikan) sering dipilih karena banyak diterima manusia. Tantangan berat, bila kita berjuang lebih fokus pada nahi mungkar kepada khususnya penguasa zalim. Pahala investasi luar biasa, jika kita berhasil mendakwahi penguasa zalim, sehingga penerapan hukum Allah SWT dimuka bumi akan menyebabkan kasus zina, riba, pembunuhan, dan lain-lain berkurang.
Dalam Sirah Nabawiyah, kita akan temui sosok Khadijah RA, Fatimah RA, Maryam RA, Asiah RA, Aisyah RA, Ummu `Imarah Nasibah binti Ka`ab, sebagai istri salehah, penyokong dakwah, pendidik bagi anak-anaknnya, jihad di medan perang sesuai dengan bidang yang dikuasai, mitra musyawarah suami dan pemberdayaan wanita sesuai dengan kodratnya. Demikianlah gambaran penting peran mujahidah, khususnya saat Ramadhan. Semoga setiap wanita Muslimah, mampu meneladani peran para mujahidah.
Rasulullah SAW bersabda, “Wanita adalah saudara kandung laki-laki.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi). Mereka berpeluang sama dalam berperan aktif mengaktualisasikan ketaatan pada Allah sesuai dengan kodrat masing-masing terutama saat Ramadhan.
Dakwah pun sangat membutuhkan peran Muslimah. Bagai darah yang sangat dibutuhkan tubuh, umat juga butuh peran dakwah Muslimah. Lantas apa peran kita sebagai Muslimah, terlebih saat Ramadhan?
Imanda Amalia, S.K.M., M.P.H.
Dosen, Helps Syariah, Founder @rumahsyariahinstitute, @khadijahinstitute
0 Komentar