Kisah Rasulullah ï·º Bagian 125
Utusan Kepada Heraklius
Rasulullah ï·º tidak pernah ragu sedikit pun untuk mengajak orang kepada agama yang benar, agama yang akan menyelamatkan manusia dari kesengsaraan tiada batas di akhirat nanti. Apalagi perjanjian Hudaibiyah sudah menjamin bahwa tidak akan ada peperangan dengan orang Quraisy selama 10 tahun kecuali jika perjanjian itu dilanggar oleh salah satu pihak. Maka ini adalah saatnya menyebarkan dakwah seluas mungkin tanpa takut dihambat oleh orang Quraisy.
Rasulullah ï·º mengutus Dihyah bin Khalifa Al Kalbi untuk menyampaikan surat kepada
Heraklius, yang saat itu sedang berada di Baitul Maqdis. Surat Rasulullah ï·º itu berbunyi,
Bismillahirrohmanirrohim
Dari Muhammad bin Abdullah kepada Heraklius pemimpin Romawi. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk. Masuklah Islam niscaya tuan akan selamat. Masuklah Islam niscaya Allah akan melimpahkan pahala kepada tuan dua kali lipat. Namun jika tuan berpaling maka tuan akan menanggung dosa rakyat Arisiyin.
Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).
Surah Ali 'Imran (3:64)
Pada saat itu kebetulan Abu Sufyan dan rombongan pedagang Quraisy sedang berada di Darussalam. Heraklius mengundang mereka dalam pertemuan yang dihadiri oleh para pembesar Romawi.
"Siapa di antara kalian yang mempunyai ikatan darah yang paling dekat dengan orang yang mengaku sebagai nabi itu?" tanya penerjemah Heraklius.
"Akulah orang yang paling dekat hubungan darahnya dengan dia," jawab Abu Sufyan.
"Mendekatlah kemari!" minta Heraklius.
(Kisah di kemudian hari) Heraklius adalah penguasa Romawi Timur atau Byzantium yang ibukotanya di Konstantinopel.
Sepeninggal nabi, Khalifah Abu Bakar mendengar tentang gerakan pasukan Romawi yang membahayakan Negara Islam.
Abu Bakar mengirim pasukan di bawah komando Amr Bin Al As Suara, Bilal bin Hasanah dan Yazid bin Abu Sofyan beberapa hari sebelum Abu Bakar wafat. Pasukan muslim berhasil mengusir pasukan Byzantium untuk selamanya.
Heraklius dan Abu Sufyan
"Bagaimana nasibnya di tengah kalian?" tanya Heraklius melalui penterjemahnya.
"Dia adalah orang terpandang di antara kami," jawab Abu Sufyan.
Lalu Heraklius terus bertanya tentang Rasulullah ï·º yang selalu dijawab Abu Sufyan dengan jujur.
Akhirnya Heraklius berkata,
"Aku sudah menanyakan kepadamu, apakah kalian menuduhnya pembohong sebelum dia mengatakan apa yang dikatakannya?
Engkau menjawab tidak. Memang aku tahu, tidak mungkin dia berdusta terhadap manusia dan terhadap Allah.
Aku sudah menanyakan kepadamu apakah yang mengikutinya dari kalangan orang-orang yang terpandang ataukah orang-orang yang lemah? Engkau katakan, orang-orang lemahlah yang paling banyak mengikutinya Memang begitulah pengikut para rasul.
Aku sudah menanyakan kepadamu adakah seseorang yang murtad dari agamanya karena benci terhadap agamanya itu setelah dia memasukinya? Engkau katakan tidak ada. Memang begitulah Jika iman sudah meresap ke dalam hati.
Aku sudah menanyakan kepadamu Apakah dia pernah berkhianat?
Engkau katakan tidak pernah. Memang begitulah para rasul memang tidak pernah berkhianat.
Aku sudah menanyakan kepadamu apakah yang diperintahkan?
Engkau katakan bahwa dia menyuruh kalian untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengannya, melarang kalian menyembah berhala, menyuruh kalian mendirikan shalat, bersedekah, jujur, dan menjaga kehormatan diri.
Jika yang engkau katakan ini benar, maka dia akan menguasai tempat di mana kedua kakiku berpijak saat ini. Jauh-jauh sebelumnya aku sudah menyadari bahwa orang yang seperti dia akan muncul dan aku tidak menduga bahwa dia berasal dari tengah masyarakat kalian.
Andaikata aku bisa bebas bertemu dengannya, aku lebih memilih bertemu dengannya. Andaikan aku berada di hadapannya, tentu akan kubasuh kedua telapak kakinya."
Setelah itu Heraklius meminta surat Rasulullah ï·º dibacakan sampai selesai. Segera saja suara gaduh terdengar di sana-sini.
Setelah memeluk Islam, Abu Sufyan pun berkata,
"Sejak saat itu aku yakin akan kemenangan Rasulullah ï·º hingga akhirnya Allah memberiku petunjuk untuk memeluk Islam."
Bersambung...
Disadur dari buku Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal
Ditulis kembali oleh: Yusa Deddy
0 Komentar