Topswara.com -- Perselisihan yang terjadi pada partai politik (Parpol) dalam sistem demokrasi bukan hal aneh, bahkan kerap terjadi. Kisruh ini juga menimpa Parpol berlambang mercy yang digawangi oleh SBY.
Beberapa mantan kader menggelar konggres luar biasa (KLB)di Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret 2021 silam. Hasil KLB tersebut menetapkan Moeldoko sebgai ketua umum demokrat baru, menggantikan Agus Harimukti Yudhoyono (AHY).
Hal ini sontak mengejutkan publik. Berbagai tanggapan bermunculan. Pakar hukum tata megara dari Universitas Andalas, Feri Amsari pun angkat suara. Feri mengatakan bahwa netralitas pemerintah diuji dalam menyikapi polemik Partai Demokrat pasca KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara. Sikap pemerintah yang tidak netral akan membahayakan demokrasi (tempo.com, 8/3/2021).
Parpol di Alam Demokrasi
Perubahan haluan Parpol dalam sistem demokrasi merupakan hal wajar. Hal ini biasanya terjadi karena perbedaan kepentingan, pandangan, maupun pergeseran idealisme. Karena dasar kebijakan politik yang diambil oleh Parpol biasanya lebih mengutamakan manfaat daripada idealismenya.
Dalam sistem demokrasi, Parpol merupakan kendaraan politik yang digunakan untuk meraih kekuasaan. Sehingga bongkar pasang koalisi, perpindahan dari satu Parpol ke Parpol lain bukan merupakan hal aneh.
Peran Parpol dalam Pandangan Islam
Menurut Yusa Djuyandi dalam buku pengantar ilmu politik (2017), fungsi partai politik adalah sebagai sarana sosialisasi politik, rekrutmen, partisipasi dan mengatur konflik. Namun dalam kondisi saat ini, peran untik meraih kekuasaan yang lebih menonjol. Sehingga sering kali kita jumpai mereka hanya hadir selama musim pemilihan saja.
Islam sebagai agama sempurna dan paripurna, memiliki seperangkat aturan jelas, termasuk yang berkaitan dengan politik. Islam dan politik ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Dalam Islam, aktivitas politik yang dilakukan negara adala menerapkan berbagai macam aturan demi kemaslahatan masyarakat.
Parpol Islam memiliki fikrah dan thariqah yang benar, sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Landasan yang di gunakan untuk membangun Parpol ini adalah akidah Islam. Akidah inilah yang mengikat dan mempersatukan anggota partai, sehingga mereka tidak mudah tercerai-berai hanya karena perbedaan pendapat atau kepentingan.
Dalam Islam, Parpol memiliki peranan untuk melakukan kontrol terhadap kebijakan penguasa, mempersiapkan kader yang unggul dan militan, serta melakukan pembinaan terhadap masyarakat dengan pemikiran Islam, sehingga terbentuk opini umum di tengah masyarakat.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh pada yang makruf dan mencegah dari perkara mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung." (Q.S. Ali-Imran: 104).
Fungsi Parpol dalam Islam untuk mengembalikan kehidupan Islam, mewujudkan kebangkitan pemikiran di tengah umat, serta mengurusi urusan umat agar senatiasa sejalan dengan syariat Islam.
Aktivitas politik dalam Islam bersifat mutlak baik yang berkaitan dengan politik dalam negeri maupun luar negeri. Bukan sebagai kendaraan untuk meraih kursi kekuasaan, melainkan untuk meraih tujuan yang lebih agung yaitu menerapkan syariat Islam secara kafah yang bisa membawa keberkahan dan kesejahteraan bagi seluruh umat.
Sudah saatnya melakukan perubahan yang membangkitkan kesadaran masyarakat. Sehingga begitu penting peranan politik dalam kehidupan. Tentu politik yang memiliki dasar sahih sehingga bisa membawa pada perubahan hakiki. []
Oleh: Sri Purwanti
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar