Topswara.com -- Muhammad Hawari mengungkapkan bahwa paradigma mendasar untuk meraih kebangkitan adalah ideologi (mabda’), islam yang mencakup ide (fikrah) dan metode (thariqoh).
“Ketika kita berbicara mengenai kebangkitan (an-nahdhah), yang kita maksudkan adalah ketinggian berpikir (al-fikr ar-raqi),” tulisnya dalam buku Politik Partai (Strategi Baru Perjuangan Partai Politik Islam), diterbitkan oleh Al Azhar Press, cetakan ke-7 juni 2018.
Menurutnya, ketinggian berfikir memiliki dua karakter, pertama, mendalam (‘amiq) yakni meliputi substansi suatu perkara sekaligus melingkupi dasar struktur pembentukan dan sumbernya. Kedua, menyeluruh (syamil), yakni mencakup seluruh aspek atau bagian dari perkara yang menjadi obyek pembahasannya.
“Pemikiran yang tidak memiliki dua karakter tersebut adalah pemikiran yang rendah (munkhafid), dangkal (munhith), dan ringan atau enteng (suthi),” jelasnya.
Menurutnya, ketika berbicara mengenai pemikiran mendasar untuk meraih sebuah kebangkitan, pemikiran tersebut merupakan pemikiran yang dijadikan sebagai landasan untuk terwujudnya kebangkitan berfikir atau yang dijadikan dasar untuk membahas semua perkara secara mendalam dan menyeluruh sehingga tidak ada satu perkara pun yang tidak terbahas.
“Kita harus mengkaji manusia sejak kelahirannya, karakternya sebagai manusia, serta hubungannya dengan seluruh eksistensi yang hidup yang ada di alam raya ini,” tegasnya.
Ia menilai kebangkitan umat tidak mungkin bisa diwujudkan kecuali dengan kebangkitan ideologi. “Ideologi yang dimaksud adalah keyakinan rasional (aqidah ‘aqliyyah) yang memancarkan aturan (nidzam),” jelasnya.
Menurutnya, ideologi terdiri dari ide (fikrah) dan metode (thariqoh) untuk merealisasikannya. “Ideologi merupakan pemecahan atas berbagai perkara dan kaidah yang digunakan untuk memahami berbagai perkara tersebut sejak awalnya,” pungkasnya [] Ade Sunandar
0 Komentar