Topswara.com -- Dr. Zaidul Akbar mengatakan, sahur saat puasa seperti perintah ke tubuh untuk menurunkan laju metabolisme tubuh, mengurangi asam lambung.
“Ternyata sahur saat puasa seperti perintah ke tubuh untuk menurunkan laju metabolisme tubuh, mengurangi asam lambung,” tuturnya di laman fanspage Facebook Dr. Zaidul Akbar, Senin (22/03/2021).
Ia mengungkapkan, sahur saat puasa mengurangi asam lambung dan ‘menyiapkan’ switch pengganti bahan bakar dari glukosa ke lemak atau glikogen.
“Sehingga tubuh tidak stres karena sahur memberitahunya akan hal itu. Ituu sebabnya, sahur membuat orang yang sakit maag sekalipun bisa tetap berpuasa,” imbuhnya.
Ia mengatakan, Rasulullah ï·º bersabda, sahurlah kalian meski dengan segelas air putih karena dalam sahur terdapat keberkahan.
“Itulah perintahnya. Maka, bicara berkah tidak perlu dinilai dengan angka atau nominal karena satu keberkahan saja dari Allah itu kebaikannya sangatlah besar,” imbuhnya.
Ia memaparkan, puasa dalam Islam dengan puasa berjeda atau intermitten fasting yang sedang tren. Bahkan habis buka kalau mau meneruskan fasting state diperbolehkan. Kemudian makan lagi waktu sahur, sehingga 23,5 jam bahkan tubuh dalam keadaan berpuasa terus, serta mendapatkan pahala.
“Jadi tidak sabar ya ketemu Ramadan. Belum lagi amal ibadah dilipatgandakan pahalanya dengan balasan yang kita sendiri tidak tahu karena Allah yang langsung membalasnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan,
bagaimana tidak gembira, seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga, tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini.
“Munculkan dalam hati kita , kebahagiaan yang tak terkira karena mau bertemu Ramadan ya. Biar Ramadan pun bahagia bertemu dengan kita,” pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar