Topswara.com -- Direktur Eksekutif Institut Muslimah Negarawan Dr. Fika Komara mengatakan, arus opinion making for Islam yang merupakan propaganda putih atau ad-dia’ayah.
“Opinion making for Islam yang merupakan propaganda putih bercirikan identitas yang jelas, berbasis informasi valid hasil riset berita, dan menyebarkan sudut pandang Islam,” tuturnya dalam Buku Penggerak Opini Islam Era Digital Panduan Riset Berita, Narasi, dan Strategi Opini Fika Komara Cetakan 1, Januari 2019.
Ia mengatakan, pengemban dakwa perlu memperhatikan dua tantangan dalam upaya pembentukan opini Islam di tengah-tengah masyarakat.
“Pertama, media di Indonesia sangat bersifat “partisan” dan inward looking. Ya, media di Indonesia sangat bersifat “partisan” (berpihak) dan “Jakarta-sentris” (inward looking).
Kedua, yang harus dihadapi adalah bahwa terdapat ruang gelap di media sosial,” terangnya.
“Jika kita tidak memiliki strategi monitoring berita, skill riset berita, dan literasi terkait politik media, maka kita akan menjadi korban pen-jumud-an dan penyempitan wawasan,” tegasnya.
Ia menjelaskan, ruang gelap di media sosial memliki beberapa ciri yakni, pertama, manipulasi identitas. Kedua, rekayasa permainan opini untuk kepentingan politik gelap dan ditunggangi intelijen. Ketiga, teknologi digunakan secara massal untuk menciptakan akun palsu dan menyebarkan informasi palsu, untuk tujuan politik kotor.
“Oleh karena itu, membuat umat agar lebih sadar dengan situasi politik internasional menjadi pekerjaan besar kita bersama, tentu dengan definisi politik berbasis pemikiran Islam!. Namun, kita harus menyadari bahwa kualifikasi seorang Muslim yang berkesadaran politik adalah dia yang berwawasan global atau internasional,” pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar