Topswara.com-- Proses pembentukan habits sejatinya melatih dengan sengaja aktivitas yang awalnya dilakukan dengan sadar, menjadi bisa dilakukan secara otomatis.
“Bila learn proses mengetahui apa yang tidak kita ketahui, dan practice proses mempraktekkan yang kita ketahui dengan benar, maka repetition proses menjadikan aktivitas menjadi habits,” tutur Ustaz Felix Siauw (UFS) dalam buku How to Master your Habits cetakan ke-11 tahun 2018.
Ia menambahkan, apabila habits baru terbentuk maka prinsip kelembaman berlaku, habits itu pun akan cenderung mempertahankan keadaan semula.
“Anggaplah repetisi dalam bentuk habits sama seperti kita menjalin benang demi benang. Mungkin awalnya mudah untuk diputuskan, namun lama kelamaan ia akan berubah menjadi temali, dan berikutnya akan berubah sekuat tambang,” tandasnya.
"Faktanya tokoh-tokoh Islam istimewa yang melakukan hal-hal besar di dalam Islam. Merekalah orang-orang yang menginspirasi kita, bahwa ketika kita betul-betul meluangkan banyak hal untuk satu keahlian, maka keahlian itu akan kita kuasai," imbuhnya.
Menurutnya, Imam Syafi’i menghafal Al-Qur’an pada umur 7 tahun adalah biasa baginya, namun bagi orang awam itu sesuatu istimewa. "Kenapa? Karena Ibunya seorang hafidzah yang mengkhatamkan Al-Qur’an minimal 2x seminggu. Dimasanya, sudah menjadi kewajaran seorang anak sejak dini menghafalkan Al-Qur’an,” tegasnya.
“Sekarang semua terbalik, dimana-mana bukan Al-Qur’an yang didengar, tetapi lagu kpop, dang-dut dan segala macam yang tidak bermanfaat, dan itu dipaksakan kepada kita. Sehingga wajar bila seorang anak SMP hapal lebih dari 200 lirik lagu. Andaikan hapalan lagu di-convert menjadi hapalan Al-Qur’an,” pungkasnya [] Alfia Purwanti
0 Komentar