Topswara.com -- Pemerintah akan melanjutkan program-program penanganan Covid-19 yang telah terlaksana pada 2020 untuk dilakukan pada 2021. Upaya mengembangkan alat deteksi virus dengan cepat, akurat dan massal sedianya akan dilakukan.
Adalah teknologi tes Gajah Mada Electric Nose Covid-19 (GeNose C19) menjadi harapan baru menangani pandemi.
GeNose C19 adalah alat pendeteksi virus corona yang dikembangkan para peneliti di Universitas Gajah Mada dan sudah mendapatkan Izin Edar dari Kementerian Kesehatan.
GeNose C19 diklaim memiliki akurasi 90 persen. Rencananya alat ini akan di tempatkan di berbagai fasilitas umum agar lebih menjangkau masyarakat. Semakin banyak tes dilakukan untuk mengendalikan laju virus.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menginginkan alat pendeteksi Covid-19, Gajah Mada Electric Nose Covid-19 atau GeNose C19 digunakan secara massal. (Kompas.com 25/1/2021)
Luhut berharap biaya tes GeNose C19 per orang tidak lebih dari Rp 20.000. Harga yang terjangkau diharapkan akan membuat lebih banyak orang melakukan tes.
Menurut Kemenkes GeNose telah mendapatkan izin produksi (Merdeka.com, 23/1/2021). Sehingga produksi massal hendak diupayakan.
Kesulitan Produksi GeNose C19, Negara Gandeng Swasta
Memahami kondisi negara yang kian tidak berdaya menghadapi pandemi. Akhirnya negara menjadi tidak kompeten dalam memanfaatkan peluang solusi. Lagi, bantuan swasta selalu dicari.
Dengan kelebihannya GeNose C19 siap membantu mempercepat tes massif. Sayangnya, menurut Kemenkes Budi Gunawan masih menuai kendala dalam kapasitas produksi massal (Kompas.com, 25/1/2021).
Budi meminta kepada Bio Farma untuk melakukan pendekatan kepada sejumlah perusahaan seperti PT Len Industry dan PT Pindad yang bisa membantu produksi GeNose. Perusahaan swasta pun turut didekati untuk memproduksi alat skrining Covid-19 ini (Merdeka.com, 14/1/2021).
Fokus Atasi Pandemi, Ekonomi Nanti
Tidak dapat dipungkiri, wabah Covid-19 memukul perekonomian seluruh dunia. Inilah realitas kehidupan yang bersandar pada ekonomi kapitalis.
Bahwa utang Indonesia mencapai 6.000 trilyun. Akhirnya, negara tidak punya independensi keuangan. Bahkan dalam urusan nyawa. (WartaIndonesia.com, 17/1/2021)
Totalitas dalam penanganan Covid-19 memang membutuhkan biaya. Namun, besarnya biaya tersebut akan sangat tergantung pada efektivitas langkah-langkah pemerintah dalam melokalisasi penyebaran Covid-19.
Penanganan kesehatan itu bertumpu pada kaidah-kaidah penanganan kesehatan, ilmu kesehatan, ilmu farmasi, ilmu epidemiologi, tidak dicampur dengan kepentingan politik kepentingan ekonomi maka Indonesia yakin akan berhasil.
Bila penyebaran Covid-19 ini dapat dilokalisasi dalam kurun waktu yang pendek, biaya yang ditanggung juga akan semakin rendah. Dan yang terpenting, jumlah korban Covid-19 juga bisa ditekan. Itulah tanggungjawab negara.
Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda: sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya (HR. Muslim).
Wallahu'alam Bi Shawab []
Oleh: Sifa Isnaeni
0 Komentar