Topswara.com -- Rasulullah Saw bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang menyerbu makanan di atas piring. “Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud)
Begitulah sabda Rasulullah Saw ketika ada seorang sahabat menanyakan bagaimana keberadaan kaum muslim jika diserang orang-orang kafir. Sabda Rasulullah terbukti kebenarannya. Populasi umat muslim memang terbanyak di seluruh dunia tapi kekuatan umat muslim sama sekali tidak ada.
Runtuhnya kekhilafahan Utsmani pada 3 Maret 1924 yang menjadi pelindung terakhir umat muslim, seakan semakin membuktikan umat muslim tidak mempunyai kekuatan apapun kecuali persatuan seluruh kaum muslim. Islam dihapuskan dan diganti dengan sistem sekuler semakin mengeksiskan keberadaannya dalam tubuh kaum muslim.
Belum lagi berbagai serangan yang dibuat oleh orang-orang Barat untuk semakin menjatuhkan keberadaan kaum muslim yang menerapkan Islam secara kafah. Serangan modern seperti saat ini bukan melalui serangan fisik seperti yang dilakukan masa Rasulullah, tetapi berupa serangan-serangan halus bahkan umat muslim menganggap serangan itu bukan suatu bahaya melainkan keuntungan bagi dirinya.
Perang pemikiran (ghazwul fikri) yang dilakukan oleh Barat banyak bermacam cara, tulisan opini barat, perubahan definisi yang tidak sesuai dengan Islam, pengelompokan berbagai kaum muslimin begitupun dengan pengertian kelompok-kelompok tersebut. Cekokan-cekokan ini terus diupayakan oleh Barat untuk terus menyerang kaum muslim dengan cara halus bahkan tidak disadari oleh umat muslim sendiri.
Persatuan umat muslim takkan pernah muncul jika mereka hanya memfokuskan untuk menyerang sesama saudaranya atau bahkan ada yang menjadi sekutu barat. Persatuan umat muslim sebenarnya adalah kekuatan terbesar yang tersembunyi di balik besarnya populasi umat muslim di seluruh dunia. Populasi terbesar di dunia masih dipegang oleh umat muslim itu sendiri, tapi populasi ini menjadi tidak berarti terutama bagi Barat. Karena Barat mengetahui jika persatuan kaum muslim saat ini sedang terbelah, juga tidak ada payung yang menaungi mereka.
Ada beberapa kejadian yang menunjukkan betapa besarnya kekuatan umat muslim jika bersatu. Kembali teringat ketika Al-Qur’an dihina oleh salah seorang kafir, Rasulullah saw yang di hina oleh Presiden Perancis, ulama yang diasingkan di negeri sendiri (bahkan negara yang memiliki populasi terbesar di seluruh dunia). Berbagai kejadian tersebut membuktikan bahwa kekuatan umat muslim berada pada persatuannya, bersatunya umat muslim di bawah naungan Islam.
Berbagai bela aksi dilakukan (bahkan hingga diperingati hampir setiap tahunnya). Adanya kontrol sosial yang dilakukan oleh kaum muslim dalam mengontrol keadaan masyarakat jika umat muslim dengan persatuannya terjun ke masyarakat.
Bukan hanya perihal bela aksi saja, umat muslim juga bisa meruntuhkan eksistensi kapitalisme yang sedang merajai di segala bidang. Persatuan ini terlihat ketika Whatsapp ingin mengubah sistem kerjanya, banyak masyarakat yang tidak menyetujui dengan adanya perubahan tersebut karena akan mengakibatkan tersebarnya privasi mereka. Pengguna terbesar aplikasi chatting ini tentunya adalah umat muslim itu sendiri. Maka ketika umat muslim menarik diri untuk tidak menggunakan aplikasi chatting tersebut, kerugian yang diterima oleh perusahaan chatting itu menjadi meningkat.
Terbukti bahwa umat muslim mempunyai kekuatan jika persatuan itu didasarkan pada landasan Islam. Umat muslim sesungguhnya mempunyai modal dasar dengan memberikan kontribusi terbaik jika diseru dengan seruan iman. Fenomena persatuan umat muslim ini semestinya bisa meyakinkan kaum muslim di seluruh dunia, jika sistem kehidupan hari ini dibangun di atas landasan iman dan takwa maka bisa di pastikan bahwa kesertaan masyarakat untuk berkontribusi menjalankan semua aturan dengan kerelaan dan bahkan menyertakan pengorbanan terbaiknya.
Adanya ketidakseriusan pemerintah dalam mengurus rakyat menjadikan salah satu alasan terkuat umat muslim menunjukkan eksistensi di tengah masyarakat. Begitu pula dengan adanya ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dalam pengelolaan negara. Masyarakat lebih mempercayai keberadaan umat muslim untuk bisa menolong saudaranya dalam keadaan apapun.
Islam masih di hati umat muslim. Sebesar apapun Barat menjauhkan Islam dari tubuh umat muslim semakin terlihat potensi umat yang tersembunyi. Saatnya umat muslim kembali bersatu untuk mengembalikan kehidupan Islam dan julukan umat muslim sebagai khairu ummah. []
Oleh: Sonia Padilah Riski, S.P.
(Aktivis Muslimah Semarang, Pegiat Komunitas Alfath Line)
0 Komentar