Topswara.com -- Berdalih merayakan hari kasih sayang yang dikenal dengan Valentine's Day, manusia rela melakukan perbuatan yang dapat menjerumuskan dirinya ke dalam perbuatan maksiat.
Media nasional sudah sering memberitakan kejadian perzinaan terkait dengan perayaan hari kasih sayang. Cinta bisa menjatuhkan pelakunya bahkan sampai ke tingkat yang paling rendah. Sungguh ironi, ini terjadi di negeri yang penduduknya nota bene mayoritas muslim. Semua itu karena negeri ini terjajah oleh sistem kapitalis.
Para perempuan yang seharusnya sebagai pencetak generasi muda, rela kehilangan kehormatannya demi cinta pada pasangannya.
Demi sebatang coklat dan setangkai bunga mawar sebagai simbol Valentine's Day, rela melakukan apa saja demi kebahagiaan pasangannya dan dirinya juga bahagia walupun kehormatannya tergadai... astaghfirullahal'azdim.
Kapitalisme, Sumber Kerusakan Moral
Begitulah kapitalisme memandang, kehidupan ini untuk mencari keuntungan dan kepuasan materi. Walaupun Allah sudah melarang hambanya untuk menjauhi zina, namun menurut mereka seks pra nikah itu dapat membuat mereka puas dan bahagia, mengapa tidak.
Pacaran dan merayakan Valentine's Day bukan barang tabu lagi dalam sistem kapitalisme untuk diperbincangkan.
Bila dirasa mendapatkan keuntungan dan lebih berbahaya lagi dijadikan standar pemikiran bahwa memiliki pacar atau kekasih menjadi suatu kebanggaan, maka dalam masyarakat tidak akan ada lagi amar makruf nahi mungkar. Karena orang akan takut menasehati dan takut dituduh ikut campur urusan orang serta melanggar HAM yang sangat dibanggakan dalam sistem kapitalisme.
Apalagi pemerintahnya juga turut memfasilitasi pemikiran yang salah, melegalkan tontonan percintaan di media massa.
Selain tontonan ini dapat merubah mindset, juga dapat membangkitkan naluri berkasih sayang dan meminta pemuasan.
Apa jadinya bila semua itu muncul pada saat remaja dan belum memiliki pasangan yang resmi alias menikah, bukankah sangat berbahaya?
Bukankah dengan rusaknya moral generasi muda ini sangat merugikan negara, di mana generasi muda seharusnya dijaga sebagai penerus dan penjaga kedaulatan negara. Tetapi sekali lagi kapitalis tetap kapitalis, keuntungan materi di atas segalanya.
Ini membuktikan umat Islam dalam sistem kapitalisme memiliki ketakwaan rapuh, tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah. Semua itu akibat negara abai terhadap generasi muda dengan tidak membentuk akidahnya dan memberi fasilitas pendidikan gratis yang berbasis akidah Islam.
Islam Melarang Zina
Semua itu sangat berbeda sekali dengan sistem Islam. Di mana khalifah sangat melarang dan menutup rapat-rapat pintu perzinaan. Seperti firman Allah Swt. firman dalam QS Ali Isra' : 32,
"Dan janganlah kamu mendekati zina, karena zina itu perbuatan yang keji, seburuk-bseburuk-buruk jalan yang ditempuh."
Adanya pemberian sanksi tegas dan keras bagi pelaku zina. Bagi yang sudah menikah akan dirajam sampai meninggal dan bagi yang belum menikah dicambuk sebanyak 100 kali cambukan. Semua itu ditetapkan supaya kasus yang sama tidak terulang lagi dan sebagai wujud penebusan dosa pelaku zina dihadapan Allah Swt.
Negara juga ikut andil membentuk masyarakat bertakwa dengan menyediakan pendidikan gratis bagi masyarakat dengan basis akidah Islam. Sehingga nantinya akan terbentuk generasi bertakwa yang dapat membentuk keluarga bertakwa pula.
Melarang tontonan di media massa yang mangandung unsur pornografi, pornoaksi baik dalam bentuk film, sinetron, iklan maupun dalam kehidupan nyata yang diperlihatkan secara bebas.
Masyarakat juga akan dibentuk menjadi masyarakat yang memiliki budaya amar makruf nahi mungkar, sehingga tidak sungkan lagi untuk menasehati seperti di sistem kapitalisme ini.
Dalam sistem Islam, generasi mudanya adalah generasi yang memiliki kepribadian kuat dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Bukan generasi yang hanya ikut-ikutan budaya non Islam dan bersenang-senang dengan pasangannya yang belum halal atau berzina seperti di dalam sistem kapitalisme.
Dengan menjauhi zina, keberkahan dari langit dan bumi pasti Allah Swt turunkan sebagai bentuk rahmat-Nya karena telah mematuhi semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. []
Oleh: Tutik Indayani
(Komunitas Muslimah Rindu Jannah)
0 Komentar