Topswara.com-- Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana menilai perbedaan sikap Amerika Serikat (AS) dalam kudeta Mesir dan Myanmar sebagai hipokrit demokrasi.
"Itulah hiprokritnya demokrasi ala AS," tuturnya pada Topswara.com, Rabu, (03/02/2021).
Menurutnya, demokrasi itu standar ganda. "Demokrasi dijadikan alat kepentingan AS. Bila sejalan dengan kepentingannya, maka AS akan mengukur standar demokrasi negara lain agar bisa diterapkan," ungkapnya.
Ia menilai slogan-slogan idealisme demokrasi digembar-gemborkan sebagaimana yang kini dilakukan terhadap Myanmar. "Bila tidak sejalan dengan kepentingannya, maka AS akan diam seribu bahasa. Akan mencari dalih pembenaran untuk ‘mengabaikan’ prinsip-prinsip demokrasi," ungkapnya.
Menurutnya, AS menjadikan demokrasi sebagai alat untuk mewujudkan kepentingannya. "Ia tidak peduli dengan prinsip-prinsip demokrasi bila bertentangan dengan kepentingannya. Bahkan bila harus melakukan pembantaian dalam peperangan, maka itu akan dilakukan," bebernya.
"Sebagaimana nampak pada serangan terhadap Iran, Afghanistan, atau membiarkan kudeta militer di Mesir," pungkasnya. [] Munamah
0 Komentar