Topswara.com-- Menyoroti sistem pendidikan kapitalisme saat ini, Dosen Online (Dosol) Uniol 4.0 ( Universitas Online) Diponorogo, Dewi Srimurtiningsih menilai hal ini telah menjadi driver utama pragmatisme bagi generasi mendatang.
"Kapitalisme menjadi driver utama menciptakan pragmatisme berkembang dalam dunia pendidikan. Tercermin dari tujuan pendidikan yang terlampau materialistik yang hanya sekedar penyedia kebutuhan korporasi, menjadi budak dan pelayan kapitalis semata,” tuturnya dalam KULOL (kuliah online) WAG Uniol Diponorogo, Rabu (13/01/2021).
Ia menambahkan, dalam sistem kapitalistik, dunia pendidikan hanya menciptakan kaum intelektual yang menjadi budak-budak kapitalisme. Menurutnya, kemajuan teknologi tidak mampu menyelesaikan persoalan umat, namun hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan persaingan bisnis dan demi kepentingan para kapitalis
“Keberlimpahan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, namun tidak mampu menjadi penyelesai problematika umat manusia. Terjadi banyak krisis di segala bidang, krisis kemanusian, krisis ekonomi, krisis moral, krisis politik dan krisis generasi. Dengan keberlimpahan ilmu pengetahuan tidak juga mampu menjadikan dunia lebih baik,” bebernya.
Menurutnya, sistem kapitalisme menjadikan negara ‘rela’ kehilangan SDM untuk keunggulan bangsa dan kehilangan kesempatan memiliki generasi unggul yang mampu menjadi penjawab dan penyelesai problematika umat seluruh manusia. "Akibat manipulasi para korporasi yang bergandengan dengan kebijakan negara menjadikan harapan tercipta generasi dan peradaban emas semakin jauh dari genggaman," imbuhnya.
“Kemandulan negara memenuhi hajat hidup rakyatnya menjadi pendorong para generasi yang menempuh pendidikan hanya bertujuan untuk dapat memperoleh pekerjaan mapan setelah mereka lulus. Ini jauh dari tujuan pendidikan sesungguhnya yang bagaimana hasil pendidikan mampu bermanfaat bagi masyarakat dan peradaban,” paparnya.
Dalam sistem kapitalisme, dunia pendidikan hanya menciptakan kaum intelektual yang menjadi budak-budak kapitalisme. "Kemajuan teknologi tidak mampu menyelesaikan persoalan umat, namun hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan persaingan bisnis dan demi kepentingan para kapitalis," tukasnya.
Pendidikan Islam Melahirkan Generasi Unggulan, Bukan Generasi Miskin Moral
Ia menyoroti generasi miskin moral hari ini tidak lepas dari sistem pendidikan sekuler yang gagal melahirkan generasi unggulan. Menurutnya, generasi yang bertakwa dan unggulan hanya bisa terwujud jika diterapkan pendidikan Islam.
"Pendidikan Islam yang terlahir sesuai dengan syariat Islam dapat menghasilkan generasi yang bertakwa, tunduk dan taat pada hukum-hukum Allah. Bukan generasi yg miskin moral, lemah dan tidak memiliki ghirah Islam," tuturnya.
Menurutnya, tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk membentuk kepribadian Islami (Shakhsiyyah Islamiyyah) yaitu membentuk pola pikir Islami dan pola sikap Islami. Selain itu, katanya, untuk menciptakan ulama, intelektual dan tenaga ahli sebanyak mungkin yang dapat memberi manfaat bagi umat, melayani masyarakat dan membangun peradaban Islam.
"Tentu saja tujuan pendidikan ini tidak akan mampu terwujud bila ditopang oleh sistem Kapitalistik-sekuler. Hanya sistem Islam yang mampu dan sudah terbukti mampu mewujudkannya. Negara memberikan hak penuh tanpa pandang bulu bagi seluruh umat untuk dapat mengenyam pendidikan secara cuma-cuma. Segala penelitian, laboratorium, perpustakaan dan sarana yang dibutuhkan disiapkan negara," bebernya.
Ia mengungkapkan, pentingnya penerapan pendidikan Islam, karena tidak lain negara merupakan penanggung jawab penyelenggara pendidikan, sedangkan pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dijamin oleh negara dan sekali lagi negara wajib menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi seluruh rakyat.
"Islam mewajibkan negara menjamin terwujudnya generasi pembangun peradaban Islam. Generasi adalah anak-anak umat (abna’ul ummah) yang rasul banggakan karena jumlah dan kontribusinya bagi Islam," tandasnya.
Ia menjelaskan, tujuan mencari ilmu sudah seharusnya ditujukan untuk beribadah, maka pendidikan harus kembali didekatkan pada wahyu Allah Swt. Ia kutip pernyataan Dr. Fika Komara menyatakan, pendidikan dalam Islam adalah upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan syariat Islam, yaitu sebagai berikut.
Pertama, membentuk manusia bertakwa yang memiliki kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyah) secara utuh, yakni pola pikir dan pola sikapnya didasarkan pada akidah Islam.
Kedua, menciptakan ulama, intelektual dan tenaga ahli dalam jumlah berlimpah di setiap bidang kehidupan yang merupakan sumber manfaat bagi umat, melayani masyarakat dan peradaban, sehingga menjadikan Islam sebagai ideologi yang mendominasi di dunia.
Ia katakan, pendidikan memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Islam. "Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang telah diberi ilmu," pungkasnya mengutip surat Al Mujadalah ayat sebelas. [] Alfia Purwanti dan Munamah
0 Komentar