Topswara.com --- Kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia. Dan, pada Desember 2020 saja, tercatat ada 52 dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19, tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya.
“Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan, merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini seperti berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah,” ungkap Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT. Demikian data Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang dirilis dalam Republika.co.id, Sabtu (2/1).
Menurut dia, situasi akan bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu dengan meningkatkan kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan).
"Selain itu, kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan," tegasnya.
Perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan, dikatakan Adib, adalah mutlak diperlukan. Apalagi, dalam situasi masyarakat yang abai protokol kesehatan dan nakes seharusnya berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi ini.
"Namun para tenaga medis dan kesehatan kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir," ujarnya.
Ia menambahkan meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia secara bertahap, namun bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.
"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi di mana rasio positif Covid-19 pada angka 29,4 persen," pungkasnya
[] Alfia
0 Komentar